Meski terkendala anggaran, tetapi AHY memastikan proyek ini telah memenuhi berbagai persyaratan, dia bilang uji kelayakan telah dilakukan di era pemerintahan sebelumnya, hal ini yang membuat pemerintah yakin bahwa proyek tersebut dapat menarik banyak investor.
"Kami membuka dokumen-dokumen yang telah ada sebelumnya, studi kelayakan yang dilakukan di tahun atau era (pemerintahan) sebelumnya, untuk mempelajari apakah masih relevan atau ada hal yang perlu diperbarui dan diperbaiki," kata dia.
Tak Semuanya Pakai Beton
AHY mengatakan sejauh pemerintah terus melakukan kajian secara mendalam terkait pembangunan proyek tersebut, dia mengatakan kemungkinan proyek itu tak semuanya dibangun menggunakan beton, bisa saja menurutnya menggunakan tembok alami semacam lahan mangrove.
"Jadi dikerjakan paralel lah. Misal pesisir utara Jawa tak semua jadi prioritas nomor satu. Ada beberapa yang masih bisa pendekatan lain, ada gray solution dan green solution. Bisa green solution pake mangrove dan sebagainya atau kombinasi beton dan green solution," ujarnya.
Baca Juga: Nggak Semua Negara Punya, Prabowo Bilang Program Cek Kesehatan Gratis Menjadi Terobosan Dunia
Dia memaparkan land subsidence atau penurunan tanah di pesisir utara Jawa memang terjadi. Hal ini harus segera ditanggulangi, namun bukan berarti semua jalan keluarnya adalah membangun tanggul beton.
Semua opsi harus dilakukan terlebih dahulu, misalnya saja pengurangan penggunaan air tanah yang membuat permukaan turun dan sebagainya. Bila semua opsi sudah dilakukan dan tidak memadai, baru lah tanggul laut dengan bentuk beton digunakan.
"Kalau semua tak memadai maka baru dipikirkan tanggul laut. Jadi selesaikan masalah tanpa rusak ekologi dan rusak penghidupan masyarakat pesisir," tandasnya.