Selain menjadi CEO, Tanri juga memegang berbagai posisi senior non-eksekutif di organisasi pemerintahan dan LSM, seperti Komisi Pendidikan Nasional, Badan Promosi Pariwisata, Dana Mitra Lingkungan, Asosiasi Indonesia-Inggris, Institut Asia-Australia, Yayasan Mitra Mandiri, dan lain-lain.

Setelah pindah dari Grup Bakrie, Tanri Abeng mulai terjun ke dunia politik dan bergabung dengan partai Golkar. Sempat menjabat sebagai anggota MPR, Tanri kemudian diangkat menjadi Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara di Kabinet Pembangunan VII, kabinet terakhir pemerintahan Soeharto pada tahun 1998. Ia tetap memegang posisi yang sama selama masa pemerintahan B.J. Habibie dalam Kabinet Reformasi dari 25 Mei hingga 13 Oktober 1999.

Habis masa jabatan sebagai Menteri BUMN, suami Farida Nasution ini banyak menghabiskan waktu untuk mengembangkan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk menulis buku manajemen. Salah satu bukunya berjudul 'Dari Meja Tanri Abeng: Managing'.

Mendirikan Tanri Abeng University

Hingga akhirnya, Tanri Abeng mendirikan sebuah perguruan tinggi swasta yang diberi nama sesuai dengan namanya, Tanri Abeng University, pada 2011 di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Mengutip dari laman Kompas.tv,  Tanri Abeng University dari hasil penjualan Hotel Aryaduta, hotel yang dimiliki Tanri hasil bermitra dengan bos Lippo Group, James Riady. Perguruan tinggi ini dibangun sebagai tanda syukur dan terima kasih Tanri Abeng. Hidup susahnya di masa lalu, membuatnya begitu menghargai pendidikan.

“Semuanya dimulai dari latar saya. Saya adalah anak dari sebuah desa yang menjadi satu-satunya anak yang pergi ke sekolah, bahkan seluruh keluarga saya buta huruf,” kata Tanri dikutip Kompas.com, 22 Januari 2014.

"Bangsa ini butuh pendidikan, tak ada negara makmur jika pendidikannya tidak mencapai tingkat di mana pendidikan harus dikuasai,” tambahnya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Armand Wahyudi Hartono, Generasi Ketiga Pemilik Grup Djarum

Jasa Tanri Abeng

Semasa hidupnya, Tanri Abeng pernah dijuluki sebagai ‘Manager Rp1 M’. Konon katanya, julukan tersebut berkat kemampuan Tanri Abeng me-manage tiga perusahaan, yakni sebagai CEO Bakrie & Brothers, CEO Multi Bintang, dan BAT Indonesia.

Mengutip dari laman DetikFinance, Tanri Abeng juga diakui akan jasa besarnya. Di mana, ia pernah menyelamatkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan melahirkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk saat menjabat sebagai Menteri BUMN dan menjadi dua tugas beratnya kala itu.

Tugas pertama untuk memulihkan Garuda Indonesia tak lain adalah titah dari Presiden Soeharto. Di mana, saat itu Soeharto ingin Garuda Indonesia tetap mengudara.

Kala itu, tugas tersebut bukanlah hal mudah bagi Tanri Abeng. Mengingat, sebagai sebuah perusahaan, Garuda bisa dikatakan lantara sudah bangkrut terbebani oleh utang yang sangat besar dan manajemen yang tak sehat.

Setelah banting tulang menyehatkan kembali Garuda Indonesia bersama Robby Djohan, tugas kedua sudah menanti Tanri Abeng, di mana tak lain menyehatkan bank BUMN. Saat itu, Tanri juga ditugaskan untuk menyatukan empat Bank BUMN, yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), menjadi Bank Mandiri melalui skema merger.

Usaha Tanri tak sia-sia, ia berhasil melahirkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang masih mengudara hingga saat ini menjadi salah satu bank BUMN ternama di Tanah Air.

Itu dia profile dan kisah perjalanan hidup Tanri Abeng dengan segudang pencapaian karier yang begitu gemilang. Meski kini sosoknya sudah tiada, jasanya akan dikenang sepanjang masa. Terima kasih Pak Tanri Abeng, sosok ‘berjasa untuk negeri’.