Daftar Perusahaan Tomy Winata

TW berhasil mengembangkan kerajaan bisnisnya dengan membangun berbagai perusahaan dan mega proyek yang sukses. Dan, berikut adalah daftar perusahaan Tomy Winata.

1. PT Danayasa Arthatama Tbk (DA)

PT Danayasa Arthatama merupakan perusahaan milik Tomy Winata di bidang real estat dan properti, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pusat bisnis yang mengelola Sudirman Central Business District (SCBD) di Jakarta.

Perusahaan ini mulai beroperasi secara komersial pada 1989 silam dan mengembangkan sekitar 45 hektare properti lahan di sepanjang jalan jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, perusahaan tersebut sempat melantai di bursa. Danayasa Arthatama pertama kali menggelar initial public offering (IPO) pada 2002 dengan mengeluarkan 100 juta lembar saham. Saat itu, Tomy Winata menempati posisi sebagai Presiden komisaris PT Danayasa Arthatama.Namun, pada April 2020 lalu Danayasa Arthatama dinyatakan resmi hengkang dari lantai bursa setelah otoritas bursa merestui voluntary delisting perusahaan.

Sebagai informasi, salah satu icon SCBD adalah Gedung Indonesia Stock Exchange. Pembangunan The Signature Tower setinggi 111 lantai akan mencapai ketinggian 638 meter dan menjadi gedung tertinggi ke 5 di dunia. Tomy sendiri memiliki visi bahwa kawasan SCBD akan menjad"Manhattan of Indonesia".

2. PT Jakarta International Hotel and Development Tbk

PT Jakarta International Hotel and Development Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti. JHID berdiri pada November 1969, dan memulai kegiatan komersial pembukuan Hotel bintang 5 Borobudur Inter-Continental Jakarta dengan 695 kamar.

JIHD diketahui pertama kali melantai di bursa pada 1984, dan menjadi salah satu dari 24 perusahaan pertama yang terdaftar di Indonesia. Mengutip laporan porsi kepemilikan saham JIHD periode Juni 2023, Tomy Winata duduk sebagai salah satu pemegang saham mayoritas dengan menggenggam kepemilikan sebanyak 306,24 juta saham atau 13,15% dari total saham beredar.

3. PT Electronic City Indonesia Tbk

PT Electronic City Indonesia merupakan perusahaan ritel produk elektronik modern di Indonesia yang berdiri pada 2001 dan membuka flagship store pertamanya di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Seiring waktu, Electronic City membuka cabang-cabang di berbagai kota seperti Denpasar (2004) dan Medan (2013).

Saat ini, Electronic City mengelola sekitar 60 toko di beberapa kota besar di Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Pada Juli 2013, Electronic City mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

4. PT Bank Artha Graha Internasional - INPC

Gurita bisnis Tomy Winata juga menyasar bidang perbankan, yaitu PT Bank Artha Graha Internasional. Bank Artha Graha berdiri pada September 1973 dan resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada 23 Agustus 1990. Lalu, perusahaan ini juga sempat merger dengan Bank Interpacific pada 2005. Saat ini, Bank Artha Graha juga sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tomy Winata sendiri menjabat sebagai Vice President Commissioner bersama empat orang lainnya.

Selain itu, bersama dengan pengusaha Aguan, Tomy Winata pun diketahui membangun 5 perusahaan yang saat ini statusnya merupakan pemegang saham INPC.

Kelimanya, yaitu PT Pirus Platinum Murni dengan porsi kepemilikan sebesar 6,73 persen, PT Cerana Artha Putra dengan kepemilikan 6,54 persen, PT Puspita Bisnispuri 5,38 persen, PT Arthamulia Sentosajaya 4,15 persen dan PT Karya Nusantara Permai sebesar 3,52 persen. 

5. PT Arthagraha General Insurance

PT Arthagraha General Insurance merupakan perusahaan milik Tomy Winata yang bergerak dalam bidang asuransi yang berdiri pada tahun 1964. Perusahaan ini merupakan perusahaan asuransi jiwa yang sebelumnya bernama Maskapai Asuransi Tjahjana.

6. PT Artha Graha Group (AG)

PT Artha Graha Group merupakan salah satu perusahaan yang mengelola di bidang jasa dan pelayanan teknik, pariwisata dan resor, yang berkantor pusat di Sudirman Jakarta Selatan. Perusahaan ini memiliki beberapa anak perusahaan, seperti:

  • Jepara Ourland Park, sebuah wahana di Kabupaten Jepara berupa wisata air terbesar di Jawa Tengah.
  • Java Paradise Resort, sebuah resort yang berlokasi di Pulau Karimunjawa dengan fasilitas setara bintang 4 dengan standard Internasional.
  • Nawa Mulia, sebuah agensi tour dan travel yang terletak di wilayah Semarang.

7. Artha Graha Network (AGN)

Mengutip laman LinkedIn Artha Graha Network, AGN memiliki empat pilar bisnis utama seperti properti, keuangan, industri argo, dan hospitaliti.

Selain itu, perusahaan ini juga melebarkan sayap ke bidang pertambangan, media, hiburan, ritel, teknik informatika & telekomunikasi.

Bank Artha Graha Internasional, PT Danayasa Arthatama Tbk, Pacific Place Jakarta, Hotel Borobudur Jakarta, Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, Proyek Jakarta International Trade Fair (JITF), dan Yayasan Artha Graha Peduli adalah sekelumit nama-nama anak perusahaan Artha Graha Network.

8. Rempang Eco City

Gurita bisnis Tomy Winata lainnya adalah Rempang Eco City atau proyek pengembangan kawasan terpadu di Pulau Rempang, Kepulauan Riau.

Proyek ini bertujuan membangun pusat industri, perdagangan, dan pariwisata di Riau. Proyek yang bakal dibangun di lahan pulau seluas 17 ribu hektare itu ditargetkan mampu menarik investasi hingga Rp381 triliun pada 2080. Proyek ini sendiri diinisiasi oleh PT Makmur Elok Graha, anak perusahaan Artha Graha Network.

9. Lainnya

Dikutip dari Merdeka.com, bisnisnya yang kian menggurita pun dapat dilihat dari besarnya peran TW dalam pembangunan Bukit Golf Mediterania, Kelapa Gading Square, The City Resorts, Mangga Dua Square, Pacific Place, Discovery Mall Bali, Borobudur Hotel, The Capital Residence, Apartemen Kusuma Candra, Ancol Mansion, The Mansion at Kemang, Mall Artha Gading, dan Senayan Golf Residence. Selain itu, sejumlah kapal pesiar yang dimilikinya dan usaha pariwisata yang dikelolanya di Pulau Perantara dan Pulau Matahari di Kepulauan Seribu turut mengokohkan dirinya sebagai konglomerat sukses.

Lalu, lewat PT Sumber Alam Sutera, anak perusahaan Grup Artha Graha, TW pun menggarap bisnis benih padi hibrida dengan menggandeng perusahaan Cina, Guo Hao Seed Industry Co Ltd. sebagai mitra dan menjalin kerja sama dengan Badan Penelitian Padi Departemen Pertanian. Pusat Studi Padi Hibrida (Hybrid Rice Research Center) pun dibangun dengan dana investasi sebesar US 5 juta.  

Kemudian, selain berkecimpung dalam dunia usaha, Tomy juga sangat memperhatikan masalah sosial, kemanusiaan, dan lingkungan. Untuk mewujudkan hal ini, Tomy mendirikan Yayasan Artha Graha Peduli "Artha Graha Peduli Foundation" (AGP).

Selain itu, dikutip dari Wikipedia, sejak tahun 1997, Tomy banyak memfokuskan diri pada pelestarian lingkungan, salah satunya diwujudkan dengan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) yang merupakan kawasan konservasi hutan, satwa-liar seluas 45.000 hektare, dan kawasan cagar laut seluas 14.500 hektare.Lokasi TWNC sendiri adalah di ujung selatan pulau Sumatra. TWNC setidaknya telah melepas-liarkan 5 harimau Sumatera.

Baca Juga: Dari Aguan hingga Bos Djarum, Ini Daftar 20 Konglomerat Indonesia yang Investasi di IKN

Prinsip Hidup

Tomy Winata mengaku, berbagai rintangan dan tantangan telah ia lalui dengan ikhlas. Ia juga mempunyai prinsip bahwa tidak ada kata kecewa dengan hasil yang belum sesuai dengan harapan.

Tak hanya itu, Tomy Winata dikenal dengan prinsip hidup yang kuat, yakni harus memiliki manfaat bagi orang lain dan lingkungan. Prinsip ini pun ia wujudkan melalui yayasan Artha Graha Peduli, yang bergerak di bidang sosial, kemanusiaan, dan lingkungan. Melalui yayasan ini, Tomy berusaha memberikan proteksi yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Tomy juga mengatakan bahwa saat kita mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan, kita tak boleh kecewa. Kita juga tidak boleh menyalahkan orang lain atas rasa kecewa yang kita dapati.

“Apa pun bisnis baik, dan bisnis bisa survive tapi tekuni dong, jangan gampang menyerah. Jangan juga pandai cari alasan buat gagal, kegagalan dinikmati dan maju lagi maju lagi. semua kegagalan awal dari orang sukses, dan pasti diyakini akan sampai pada titik yang baik. Harus lewati rintangan. Maka kita harus kuat hadapi kenyataan,” tandas Tomy Winata.

Baca Juga: Pohon Keluarga Kalla di Bisnis Kalla Group