Maya Watono resmi menjabat sebagai Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
Penunjukan ini jelas menciptakan sejarah baru, di mana Maya menjadi direktur utama perempuan termuda di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya, ia menggantikan posisi Dony Oskaria yang dilantik sebagai Wakil Menteri BUMN.
InJourney atau Indonesia Journey sendiri merupakan salah satu BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia yang beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko, dan PT Sarinah.
InJourney menjadi holding BUMN di bidang aviasi dan pariwisata dengan sub bisnis seperti InJourney Airports, InJourney Retail, InJourney Hospitality, InJourney Destination Management, InJourney Tourism Development dan InJourney Aviation Services.
Nama Maya Watono sendiri sebenarnya bukan sosok baru di InJourney. Sebelum menjadi Dirut, ia pernah menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney sejak 14 Januari 2022. Bahkan, terakhir ia sempat didapuk menjadi Pelaksana Tugas Direktur Utama InJourney pada 21 Oktober 2024.
Dan sebelum ia berlabuh di InJourney, Maya adalah seorang CEO salah satu agensi periklanan terbesar di Indonesia PT Dentsu Aegis Network (DAN) pada tahun 2019.
Lantas, seperti apa sebenarnya sosok Maya Watono ini? Bagaimana perjalanan kariernya hingga mencapai posisi puncak di salah satu BUMN negeri seperti sekarang? Berikut Olenka ulas selengkapnya, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, Selasa (26/11/2024).
Baca Juga: Service Excellence Jadi Nilai Fundamental InJourney
Latar Belakang Pendidikan dan Karier
Maya Watono adalah perempuan yang lahir di Jakarta pada 12 Mei 1982. Dengan kata lain saat ini ia berusia 42 tahun. Ia memiliki suami bernama Emmanuel Arandiga. Maya dan suaminya pun telah dikarunia dua orang buah hati, satu orang putra dan satu orang putri.
Maya Watono pernah menempuh pendidikan tinggi di University of Western Australia, di mana ia meraih gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 2004.
Tak berhenti di situ, ia melanjutkan studinya dan berhasil mendapatkan gelar Sarjana Sains (Kehormatan) di universitas yang sama. Ia juga pernah menerima penghargaan Bisnis Universitas Edith Cowan untuk Prestasi Akademik yang Luar Biasa
Karier Maya Watono di dunia agensi periklanan berawal sejak 18 tahun lalu usai menyelesaikan studinya di University of Western Australia pada tahun 2006. Usai pulang ke Indonesia, Maya ditawari ayahnya untuk memimpin MainAD, sebuah perusahaan periklanan di Indonesia yang dirintis oleh sang Ayah, yang berlokasi di Jakarta Selatan.
“Waktu itu Pak Adji, ayah saya buka MainAd, kantor agensi iklan baru di daerah Cipete Jakarta Selatan. Klien baru satu orang, staf baru sepuluh,” cerita Maya saat menghadiri Media Gathering, Reshaping Indonesian Media and Advertising Landscape in 2019 di Jakarta, beberapa waktu silam.
Di bawah kepemimpinan Maya, MainAd berkembang pesat, hingga banyak menangani brand besar di Indonesia seperti Indofood, Sasa, dan Biore. Keberhasilan Maya dalam mengembangkan MainAd pun membuatnya dipercaya memimpin DSP Media, yang kemudian ia ubah menjadi 5 kali lebih besar melalui restrukturisasi dan inovasi sistem.
Kesuksesan Maya menduduki jabatan tertinggi saat ini tidak hanya karena sang ayah, tapi juga buah manis dari kerja keras dan ketekunannya untuk selalu berinovasi dan berkreasi.
Setelah kiprahnya di MainAd dan DSP Media, pada tahun 2012 Maya Watono dipercaya menjadi Managing Director Dwi Sapta Group. Maya memegang enam perusahaan dan mengembangkan dua perusahaan baru yakni Main Media dan iNexus.
Karier Maya Watono di industri periklanan Indonesia pun lama-kelamaan terus menunjukan progress gemilang, bahkan ia menjadi Ketua International Affairs Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) sampai dipercaya menggantikan ayahnya sebagai CEO Dwi Sapta Group pada 2017.
Hal itu berbarengan saat ia dipilih menjadi CEO di Dentsu Aegis Network. Maya pun mencatat sejarah sebagai perempuan pertama sekaligus termuda yang menjadi CEO Dwi Sapta Group.
Saat menjadi CEO Dentsu Indonesia, Maya juga mencatatkan prestasi luar biasa, di mana ia menjadi perempuan pertama dan termuda yang menduduki posisi tersebut dari tahun 2019 hingga 2022. Di bawah kepemimpinannya, Dentsu Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dan inovasi dalam strategi pemasaran digital.
Setelah meninggalkan Dentsu, Maya pun akhirnya berlabuh ke InJourney sebagai Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata pada 14 Januari 2022. Dalam posisi ini, ia berhasil mendorong berbagai inisiatif yang menghubungkan sektor pariwisata dan aviasi dengan perkembangan pemasaran yang modern.
Ia kemudian ditunjuk sebagai Plt. Direktur Utama InJourney pada 21 Oktober 2024. Dan, pada 21 November 2024, ia resmi dilantik sebagai Dirut InJourney. Dengan menjabat sebagai Dirut InJourney, Maya mengukir sejarah sebagai Dirut perempuan termuda di perusahaan BUMN.
Baca Juga: Siap-Siap!! Erick Thohir Akan Rombak Direksi dan Komisaris BUMN