Tahun 2017, Tony kembali ke PT Freeport Indonesia sebagai Direktur dan Wakil Presiden Eksekutif. Hanya setahun kemudian, pada Desember 2018, ia resmi diangkat menjadi Presiden Direktur. Hingga kini, ia memimpin salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia, membawa pengalaman panjangnya di berbagai sektor industri ke puncak kepemimpinan.
Bagi Tony, dunia musik dan dunia tambang ternyata tak sepenuhnya berbeda. Ia melihat keduanya sama-sama membutuhkan harmoni, kerjasama, dan rasa saling memahami peran masing-masing.
Karena itu, dalam memimpin perusahaan, ia kerap menerapkan prinsip yang sama seperti saat memimpin sebuah band, di mana setiap “pemain” harus memainkan bagiannya dengan baik, saling mendukung, dan bergerak menuju tujuan yang sama agar menghasilkan “nada” terbaik bagi perusahaan.
Baca Juga: Mengenal Sosok dan Perjalanan Karier Aburizal Bakrie, Pengusaha hingga Politisi
"Saya sebagai pemimpin dari band, ibaratnya mengatur masing-masing personel, kapan dominannya, kapan mengurangi porsi permainannya supaya terjadi harmoni dalam satu band. Begitu juga dalam perusahaan," ujarnya seperti dikutip dari Nawacita.
Di luar kesibukannya mengelola bisnis, Tony juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi. Rekam jejak kepemimpinannya tercatat di sejumlah lembaga penting, mulai dari Indonesian Mining Association (IMA), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), The Nature Conservancy (TNC), hingga Indonesian Business Council for Sustainable Development (IBCSD).
Ia juga pernah berperan di Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) serta Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) pada periode 2010-2012. Keterlibatan ini menunjukkan komitmen Tony untuk berkontribusi tidak hanya di lingkup perusahaan, tetapi juga dalam mendorong perkembangan industri dan keberlanjutan di tingkat nasional.