Jejak Karier

Mengutip dari Tirto.id, perjalanan karier Bobby Rasyidin mencerminkan kombinasi kuat antara kepemimpinan korporat, inovasi teknologi, dan visi kebangsaan.

Sebelum dipercaya memimpin KAI, ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Len Industri (Persero) sekaligus Direktur Utama Holding BUMN Industri Pertahanan, Defence Industry Indonesia (DEFEND ID) sejak 2021 hingga 2025.

Dalam perannya tersebut, Bobby berhasil memperkuat posisi Len Industri sebagai pionir teknologi nasional di sektor pertahanan, transportasi, dan infrastruktur energi strategis. Ia juga dikenal sebagai sosok yang mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri dan menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pemain global.

Sebelum memimpin Len Industri, Bobby juga pernah menduduki berbagai posisi penting di sektor telekomunikasi. Namanya mulai mencuat ketika di usia 38 tahun, ia dipercaya menjadi Presiden Direktur PT Alcatel Lucent Indonesia, menjadikannya profesional muda Indonesia pertama yang memimpin perusahaan global asal Prancis di bidang jaringan dan solusi telekomunikasi.

Dan, berikut rekam jejak jabatan penting yang pernah diemban Bobby Rasyidin:

  • Presiden Direktur PT Alcatel Lucent Indonesia (2012–2015)
  • Direktur Utama PT Teknologi Riset Global Investama (2016)
  • Komisaris Utama PT Akses Prima Indonesia (2016–2021)
  • Komisaris Utama PT Len Telekomunikasi Indonesia (2016–2019)
  • Komisaris Utama PT Indonesian Cloud (2019–2021)
  • Komisaris Independen PT GMF Aero Asia Tbk (sejak 2020)
  • Direktur Utama PT Len Industri (Persero) (2021–2025)
  • Direktur Utama Holding DEFEND ID (2021–2025)
  • Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) ke-24 (sejak 12 Agustus 2025). 

Kekayaan

Selain dikenal sebagai profesional berprestasi, Bobby Rasyidin juga termasuk pejabat BUMN dengan kekayaan signifikan. Dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 2024 yang dilansir Infobank, total kekayaannya mencapai Rp37,88 miliar saat menjabat sebagai Direktur Utama Len Industri.

Aset terbesar Bobby berasal dari tanah dan bangunan senilai Rp21,01 miliar, yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, termasuk satu properti di Australia senilai Rp6,97 miliar.

Selain itu, ia juga memiliki koleksi kendaraan dengan nilai mencapai Rp4,74 miliar, mencerminkan selera otomotif yang tinggi. Di sisi lain, ia tercatat memiliki utang sebesar Rp860 juta, sehingga total kekayaan bersihnya mencapai sekitar Rp37,88 miliar.

Baca Juga: Mengenal Darmono Taniwiryono, Sosok di Balik Inovasi Bioteknologi Perkebunan Berkelanjutan