Minyak sawit merah terdengar belum begitu familiar bagi masyarakat Indonesia. Adapun di Tanah Air, masyarakat lebih mengenal minyak goreng sawit, minyak kelapa, hingga minyak zaitun. Berbeda di Indonesia, minyak sawit merah justru populer di tengah masyarakat Afrika.
Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Darmono Taniwiryono, mengatakan bahwa produk minyak sawit merah yang dikonsumsi masyarakat Afrika pada dasarnya berbentuk kental. Minyak sawit merah dengan tekstur padat inilah yang dikonsumsi oleh masyarakat di kawasan Afrika Barat sejak 5.000 tahun lalu.
Baca Juga: Mengulik Manfaat Minyak Sawit Merah yang Kaya Nutrisi dan Vitamin
Darmono Taniwiryono menjelaskan bahwa minyak sawit merah mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2015. Namun demikian, masyarakat Indonesia belum terbiasa dengan minyak sawit yang berwarna merah serta bertekstur padat.
"Inilah minyak sawit merah tipe Afrika Barat (kental), tapi masyarakat Indonesia tidak suka dengan taste dan tekstur yang seperti ini sehingga di pertengahan tahun ini saya bisa menemukan teknologi fraksinasi, rafinasi, dan degumming," ungkap Darmono keppada Olenka, dilansir pada Jumat, 12 September 2025.
Ia menambahkan, selama ini masyarakat Indonesia lebih mengenal minyak goreng sawit yang berbentuk cair dan berwarna bening. Untuk itu, sejak tahun 2025, telah dikembangkan minyak sawit merah dalam bentuk cair melalui penerapan teknologi fraksinasi, rafinasi, dan degumming.
Melalui teknologi tersebut, fraksi cair minyak sawit (olein) dapat dipisahkan dari fraksi padat minyak sawit (stearin). Kemudian fraksi padat minyak sawit diolah kembali menjadi beberapa produk turunan seperti produk kosmetik, sabun, hingga lilin.
"Harapan kami ke depan akan lebih mudah memperkenalkan virgin palm oil (minyak sawit merah) dengan yang bentuk cair karena orang Indonesia lebih suka yang cair daripada yang kental," tutupnya.