Membaca itu menyenangkan, bagi mereka yang menyukainya. Bagi sebagian orang, kegiatan membaca kerap dijadikan sebuah hobi yang dapat dilakukan kapanpun dan di manapun. Growthmates mungkin sudah paham betul, membaca tidak hanya dapat menambah ilmu wawasan saja, tetapi juga memiliki manfaat bagi kesehatan mental.
Tapi sayangnya nih, minat membaca di kalangan masyarakat Indonesia sendiri masih tergolong rendah, khususnya anak muda. Alasannya pun beragam, tetapi salah satu faktor anak muda tidak suka membaca adalah pengaruh menonton televisi dan penggunaan gadget yang berlebihan.
Nah, sebelum membahas lebih lanjut mengapa minat baca masyarakat Indonesia rendah, alangkah baiknya ketahui terlebih dahulu apa itu minat baca dan bedanya dengan literasi. Simak terus artikel berikut ya, Growthmates.
Membaca, Minat Baca, dan Literasi
Mungkin tidak sedikit di antara kamu yang kerap menyamaartikan pengertian membaca dan literasi. Tidak sepenuhnya salah. Sebab, membaca juga menjadi bagian dari kegiatan literasi.
Sederhananya, literasi dipahami sebagai kemampuan individu dalam hal membaca dan menulis. Sementara membaca diartikan sebagai kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hati.
Pertanyaannya, apa itu minat baca?
Minat baca sendiri memiliki beberapa definisi. Minat secara terminologi merupakan keinginan, kesukaan, dan kemauan terhadap suatu hal.
Menurut Ginting dalam tulisannya di Jurnal Pendidikan Penabur, minat baca didefinisikan sebagai sebuah perasaan senang yang kuat dalam kegiatan membaca, yang membutuhkan stimulus untuk mewujudkannya menjadi suatu kebiasaan.
Minat baca juga didefinisikan sebagai kecenderungan jiwa seseorang secara mendalam yang ditandai dengan perasaan senang serta berkeinginan kuat untuk membaca tanpa adanya paksaan (Anjani, Dantes, dan Arawan, 2019: 75).
Kesimpulannya, minat baca merupakan munculnya ketertarikan kuat dari diri seorang individu yang mendorongnya untuk membaca. Perasaan senang yang muncul membuat mereka melakukan kegiatan membaca tanpa adanya paksaan, dan ada upaya untuk melakukannya secara berulang.
Gerakan literasi menjadi salah satu pemantik atau pendorong munculnya minat baca seorang individu. Apabila seseorang sudah tidak memiliki minat baca, mereka akan kesulitan dalam memahami isi bacaan. Sebaliknya, jika seseorang memiliki minat baca yang tinggi, mereka memiliki peluang besar dalam memahami suatu isi bacaan.
Karena literasi sendiri, sejatinya bukan hanya didefinisikan sebagai kegiatan membaca dan menulis. Lebih luas, literasi juga diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memahami suatu isi bacaan.
Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Literasi Penting dalam Kehidupan Sehari-Hari?
Baca Juga: Mengapa Tingkat Literasi Indonesia Rendah? Ternyata Ini 5 Penyebabnya!
Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca Masyarakat Indonesia
Mengutip dari laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, minat baca masyarakat Indonesia sempat sangat memprihatinkan, hanya 0,001%, menurut data UNESCO. Itu artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 di antaranya yang rajin membaca dan memiliki minat baca.
Pada riset World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia juga dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61).
Namun tampaknya, tingkat minat membaca masyarakat Tanah Air meningkat seiring berjalannya waktu. Seperti dikutip dari laman Databoks Katadata, secara nasional, tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia secara umum pada 2023 sebesar 66,67 atau masuk kategori sedang. Angka tersebut naik 2,77 poin dibanding 2022 yang sebesar 63,9.
Meski mulai adanya peningkatan, angka ini tampaknya harus lebih ditingkatkan lagi demi membangu negeri dengan kualitas generasi yang mumpuni.
Lantas, sebenarnya apa sih faktor yang menyebabkan minat membaca, khususnya masyarakat Indonesia, itu rendah? Mengutip dari berbagai sumber, ini beberapa di antaranya:
1. Faktor Lingkungan
Faktor pertama yang dapat memengaruhi minat membaca rendah adalah lingkungan sekitar, baik lingkungan keluarga maupun pergaulan di masyarakat.
Budaya membaca di dalam keluarga yang sudah diterapkan sejak dini, mampu menjadikan budaya tersebut tertanam dalam diri dan terbawa hingga usia senja nanti. Kebiasaan membaca yang diterapkan orang tua kepada anak-anaknya, turut mendorong buah hati mereka memiliki minat membaca yang tinggi.
Pun sebaliknya, anak yang tidak diperkenalkan dengan kegiatan membaca sejak dini akan tumbuh dengan minat baca yang rendah. Apalagi jika ditambah dengan lingkungan pergaulan yang juga tidak mendukung. Sudah pasti, mereka akan memilih untuk kongkow sambil bersenda gurau, ketimbang kumpul untuk membangun kebiasaan membaca bersama-sama.
2. Penggunaan Gadget
Tak dipungkiri, banyak orang kini yang sudah teralihkan perhatiannya terhadap gadget. Bahkan, anak-anak di bawah umur pun kini sudah mulai mengenal dan menggunakan gadget.
Perilaku manusia dari balita sampai orang dewasa, kini tidak bisa terlepas dari gadget. Contoh sederhananya, anak-anak saat hendak makan harus diputar tayangan kartun kesukaannya lewat gadget. Hal sama pun turut dilakukan oleh orang dewasa.
Gadget di zaman saat ini memang multifungsi, karena bukan hanya bisa digunakan untuk mengirim pesan atau telepon, tetapi juga bisa digunakan untuk menonton video atau televisi dan masih banyak lagi.
Sebenarnya, gadget juga bisa digunakan untuk mendorong minat baca seorang individu, jika dimanfaatkan dengan baik. Sebab, melalui gadget kita juga dapat mengakses bacaan seperti e-book, yang lebih simple untuk dibaca tanpa harus membawa buku fisik.
Baca Juga: Menelusuri Sejarah Gerakan Literasi di Tanah Air, Seperti Apa?
3. Maunya Serba Instan!
Di era serba sat set seperti saat ini, tak dipungkiri banyak di antara kita yang menginginkan suatu hal serba cepat atau instan. Padahal, menikmati proses itu menyenangkan, bukan?
Sama halnya dalam membaca. Banyak di antara kita malas membaca dan hanya mengandalkan kesimpulan atau melihat review singkat untuk memahami suatu isi bacaan. Parahnya, tak jarang di antara kita yang bahkan menerka-nerka isi bacaan tersebut.
4. Diri Sendiri
Dan ini menjadi faktor utama dari penyebab rendahnya minat membaca, yakni diri sendiri. Sebagaimana pengertian minat, yakni sebuah keinginan, kesukaan, dan kemauan terhadap suatu hal, yang tentunya muncul dari diri sendiri. Minat baca juga muncul dari diri tanpa adanya paksaan untuk melakukan kegiatan membaca, bahkan dilakukan secara berulang.
Kuncinya, jika ingin memiliki minat baca yang tinggi, harus ditanamkan keinginan dan dorongan yang kuat dalam diri. Percayalah, tidak ada ruginya memiliki kebiasaan membaca yang mendulang banyak manfaat jika rutin dilakukannya.
Jadilah generasi yang melek terhadap bacaan, jadilah generasi yang memiliki minat baca tinggi. Kelak, kamu akan memetik hasil manisnya di kemudian hari.
Gimana Growthmates, sudahkah kamu tertarik untuk rajin membaca mulai saat ini?