Peran PT INKA dalam Penyediaan Teknologi

Untuk mendukung realisasi proyek, Pemerintah Kota Bogor menjalin kerja sama dengan PT Industri Kereta Api (INKA). Kerja sama tersebut mencakup penyediaan teknologi trem serta pengembangan moda transportasi berkelanjutan yang sesuai dengan karakter perkotaan.

Direktur Utama PT INKA, Eko Purwanto, dalam rilis resmi perusahaan menyatakan kesiapan INKA mendukung proyek trem Bogor. “Kami siap memberikan teknologi terbaik yang relevan dengan kebutuhan mobilitas masa depan Kota Bogor,” ujarnya.

Komitmen Regulasi Pemerintah Daerah

Dukungan pemerintah daerah turut diperkuat melalui regulasi dan perencanaan jangka panjang. Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menegaskan bahwa proyek trem tidak dapat direalisasikan secara instan, namun pemerintah berupaya menyiapkan fondasi hukum dan perencanaan agar proyek ini dapat berlanjut lintas periode kepemimpinan.

Menurut Dedie, keberlanjutan menjadi kunci agar proyek strategis semacam ini tidak berhenti di tengah jalan akibat pergantian kebijakan.

Skema Investasi dan Daya Tarik bagi Swasta

Nilai investasi Koridor I trem Bogor diperkirakan mencapai lebih dari Rp1,6 triliun. Pemerintah Kota Bogor menegaskan tidak akan mengandalkan APBD sepenuhnya. Proyek ini ditawarkan melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dengan masa konsesi hingga 25 tahun.

Sumber pendapatan investor diproyeksikan berasal dari tiket penumpang, iklan, serta pengembangan kawasan di sekitar stasiun. Skema tersebut diharapkan mampu menarik minat swasta sekaligus menekan risiko fiskal bagi pemerintah daerah.

Integrasi Transportasi Jabodetabek

Integrasi antarmoda menjadi salah satu keunggulan utama proyek trem Bogor. Trem dirancang terhubung dengan Commuter Line Jabodetabek di Stasiun Bogor serta LRT Jabodebek di Baranangsiang. Selain itu, layanan bus seperti Biskita Trans Pakuan dan rute Transjabodetabek Bogor–Blok M akan menjadi bagian dari jaringan pendukung.

Pendekatan ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong sistem transportasi terintegrasi di kawasan Jabodetabek.

Tantangan Pendanaan dan Sosial

Meski perencanaan telah disusun cukup detail, tantangan realisasi masih membayangi. Pendanaan menjadi isu utama mengingat nilai investasi yang besar dan ketergantungan pada minat investor. Selain itu, pengaturan ruang jalan di pusat kota yang sudah padat memerlukan rekayasa lalu lintas yang cermat.

Tantangan sosial juga tak kalah penting, terutama terkait penataan ulang trayek angkot dan adaptasi para pengemudi angkutan umum. Tanpa pendekatan yang inklusif, perubahan moda transportasi berpotensi memicu gesekan sosial.

Jika terealisasi, proyek trem di Kota Bogor tidak hanya akan mengubah wajah transportasi perkotaan, tetapi juga menjadi instrumen penataan kota dan simbol transformasi menuju mobilitas berkelanjutan. Meski masih menghadapi tantangan pendanaan dan implementasi, keseriusan pemerintah daerah menunjukkan bahwa proyek ini memiliki fondasi yang relatif kuat untuk diwujudkan.