Presiden Prabowo Subianto telah berulang kali berjanji bakal memperhatikan nasib guru. Ini bahkan menjadi salah satu janji yang ia bawa pada kampanye Pilpres 2024 lalu.
Setidaknya Prabowo ingin menaikan gaji para guru honorer menjadi Rp2 juta per bulan. Upah yang dinilai layak dan lebih manusiawi, sebab sebagaimana kita ketahui bersama, upah guru-guru di Indonesia sangat memprihatinkan, mereka dibayar kurang dari sejuta per bulan, mirisnya di beberapa daerah terpencil, guru kadang tak diupah sama sekali.
Baca Juga: Kebijakan Prabowo Hapus Utang Macet Dijempoli Pimpinan MPR
Rabu kemarin Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti sudah menggelar rapat kerja perdana bersama Komisi X DPR, salah satu pokok pembahasan dalam rapat tersebut adalah membahas kenaikan gaji guru.
Abdul Mu'ti memastikan bakal ada kenaikan gaji guru dalam waktu dekat ini, hanya saja dia tak memberi penjelasan terperinci mengenai kapan rencana itu dieksekusi, pun demikian ia juga tak memastikan presentasi besaran kenaikan gaji guru.
"Kan sudah saya sampaikan insyaallah akan ada kenaikan," ujar Abdul Mu'ti ditulis Kamis (7/11/202).
Didesak mengenai besaran kenaikan gaji guru, Abdul Mu'ti meminta untuk bersabar, intinya kata dia kenaikan gaji tak hanya menyasar guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), tetapi guru honorer juga mendapat kenaikan gaji.
"Untuk jumlah nominalnya berapa, nanti tunggu pengumuman saja, itu tidak hanya guru ASN, tetapi non-ASN termasuk di dalamnya," tandanya.
Prioritaskan Perubahan Nasib Guru
Dalam rapat kerja perdana yang digelar di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat itu, pemerintah Prabowo Subianto lewat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah diminta serius memperhatikan nasib jutaan guru yang sampai sekarang menerima upah tak layak. Masalah ini diminta segera dituntaskan dalam waktu dekat lewat cara apapun.
“Saya menginginkan kebijakan yang dilakukan hari ini adalah perubahan terhadap nasib guru. Nasib guru harus diselesaikan,” kata anggota Komisi X DPR Sofyan Tan dalam rapat.
Sofyan menegaskan, gara-gara negara tak memanusiakan guru, banyak diantara mereka yang mencari penghasilan tambahan bahkan lewat pinjaman online (pinjol), parahnya lagi bahkan ada guru yang nyambi menjadi pemulung untuk menambah penghasilan. Sofyan menegaskan kejadian seperti ini seharus tak terjadi lagi di era Prabowo.
Baca Juga: Mengulik Rencana Pemerintahan Prabowo Subianto Bangun Giant Sea Wall
"Jangan ada guru kita bekerja sebagai pemulung atau pekerjaan yang semestinya tidak dilakukan oleh seorang guru," imbuh Sofyan.
Ancaman Mogok Ngajar
Sementara itu Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) berharap janji menaikan upah guru tak hanya sebatas wacana saja, mereka berkomitmen untuk terus menagih janji tersebut.
"Kami P2G dan para guru Indonesia sangat berharap tidak di-ghosting, tidak di-prank, tidak diberi harapan palsu oleh Prabowo-Gibran,” kata Koordinator Nasional (Koornas), P2G Satriwan Salim beberapa waktu lalu.
Satriwan Salim mengatakan, apabila janji Prabowo tak ditunaikan, maka hal itu bakal bikin kecewa 3 juta guru di Indonesia, dia khawatir hal ini berbuntut pada aksi mogok kerja sebagaimana yang sempat dilakukan para hakim dan jaksa beberapa waktu lalu.
“Ketika hakim di pengadilan mengancam tak melakukan persidangan, cuti atau mogok. Akhirnya direspons Pak Prabowo di DPR. Apakah kami para guru harus melakukan hal serupa? Misalnya melakukan aksi belajar di luar kelas?,” ucapnya.