Trung kembali menegaskan bahwa transisi energi ini akan menjadi sesuatu yang kompleks. Dalam jangka pendek hingga menengah, ketahanan energi dan peningkatan konsumsi energi akan memengaruhi bagaimana para pembuat kebijakan memperkenalkan insentif dan sanksi untuk menyeimbangkan penggunaan bahan bakar fosil dan alternatif berkelanjutan.

Dalam konteks ini, mekanisme seperti target pencampuran, pajak karbon, dan insentif yang ditargetkan berperan vital dalam mengelola transformasi ini, memastikan bahwa transisi energi yang seimbang dan strategis dapat terjadi.

Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, Trung berpendapat bahwa program B40 Indonesia merupakan langkah penting menuju industrialisasi domestik dan rendah karbon. Keberhasilannya dapat mentransformasi lanskap ekonomi Indonesia, dan menciptakan peluang baru di seluruh rantai nilai.

Di saat yang sama, rencana strategis ini memosisikan Indonesia sebagai pengadopsi biofuel yang serius untuk mencapai tujuan iklim, berfokus pada kepentingan dan kebijakan domestik, sembari tampil sebagai aktor penting di kancah internasional. 

Baca Juga: Pastikan Kualitas, Kementerian ESDM Perketat Pengawasan Distribusi Biodiesel B40

Di tengah meningkatnya ketegangan situasi geopolitik dan tantangan iklim, pendekatan komprehensif Indonesia ini dapat menjadi model bagi negara-negara lain.

"Hal ini akan semakin mengukuhkan Indonesia sebagai suara yang berpengaruh dalam diskusi energi global," pungkasnya.