Investor kawakan Lo Kheng Hong mengeklaim investasi paling menjanjikan dengan risiko paling minimal adalah membeli saham. Bagi Lo Kheng Hong saham adalah mesin pencetak uang yang sesungguhnya. 

Tetapi sayangnya kata dia tidak semua orang berani melakukan hal ini, mereka ragu-ragu karena takut rugi yang pada akhirnya membuat mereka salah sasaran dalam memilih model investasi yang riskan dan penuh risiko. 

Baca Juga: Jokowi Tak Ikut Campur Urusan Kabinet Prabowo-Gibran

“Saya memilih saham karena bagi saya, saham adalah pilihan terbaik bagi saya. Saham is the best choice, adalah pilihan yang terbaik bagi saya. Tapi, pendapat saya ini masih tidak dipercayai oleh 99 persen orang yang akan melihat kalau saham itu pilihan investasi terbaik,” kata  Lo Kheng Hong ditulis Rabu (9/10/2024). 

Lo Kheng Hong mengatakan, mayoritas masyarakat Indonesia masih memilih cara konvensional untuk mengamankan aset dan harta benda mereka, di mana mereka memilih menabung uang di bank ketimbang berinvestasi yang ujung-ujungnya hanya membuat uang mereka menjadi tak produktif.  Yang lebih kelirunya lagi mereka justru memakai uang tersebut membeli properti yang harganya bisa saja anjlok drastis di kemudian hari. 

“99 persen masyarakat kita kalau punya uang mereka masih taruh di bank, kalau punya uang mereka masih membeli properti. Jadi 99 persen masyarakat kita tidak percaya dengan apa yang saya katakan bahwa saham adalah pilihan investasi terbaik,”  tambahnya. 

Lo Kheng Hong mengatakan menjadi investor yang memburu saham adalah pilihan yang tak pernah ia sesali, baginya berinvestasi jauh lebih menjanjikan ketimbang menjadi pengusaha yang harus membangun usahanya dari bawah. 

“Tadi dikatakan, kenapa saya tidak berusaha ? Karena kalau seseorang sudah memiliki wonderful company, perusahaan yang cuannya besar, dia tidur saja, perusahaan-perusahaan itu bisa berfungsi sebagai mesin pencetak uang bagi dia. Dia tidur saja, dan perusahaannya bisa menjadi mesin pencetak uang bagi dia. Tentu kalau perusahaan itu wonderful company, bukan perusahaan yang jelek dan mahal,” tegasnya. 

Baca Juga: Pengakuan Mahfud MD yang Pernah Dilobi-lobi Muluskan Jokowi 3 Periode

Dia menyebut, saat ini tak jarang juga orang memilih membeli perusahaan yang sudah tak sehat. Dia mengatakan pilihan membeli perusahaan jelek dan mahal bakal membuat si pembeli bekerja keras menata ulang perusahaan tersebut, cara dan sistem kerjanya jelas berbeda jauh dengan  wonderful company, untuk itu dia menyarankan agar mereka yang mau membeli saham juga mesti teliti melihat perusahaan pemilik saham itu, jangan sampai salah beli karena perusahaannya jelek.  

“Kalau perusahaan yang jelek dan mahal kita beli, ketika kita tidur, kita tambah miskin. Uang kita tak akan habis kalau kita beli perusahaan yang jelek dan mahal. Tapi kalau kita beli saham wonderful company, tentu perusahaan itu bisa menjadi mesin pencetak uang bagi kita,” tutupnya.