Dikatakan dr. Rinadewi, ulkus dekubitus diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya. Mulai dari permukaan kulit yang hanya tampak kemerahan (stage 1), lecet atau luka dangkal (stage 2), luka lebih dalam hingga ke jaringan lunak (stage 3), hingga luka berat yang bisa mengekspos tulang (stage 4). Dalam beberapa kasus, luka tampak ringan di permukaan tetapi kerusakan jaringan sudah terjadi jauh lebih dalam.
Adapun, lanjutnya, pengobatan ulkus dekubitus tergantung pada tingkat keparahan luka. Untuk kasus ringan (stage 1 dan 2), penanganan bisa dilakukan oleh dokter spesialis kulit, atau yang kini dikenal juga sebagai dokter spesialis gerontodermatologi. Namun untuk luka berat, penanganan lanjutan sering kali memerlukan intervensi dari dokter bedah.
Meski demikian, pencegahan tetap menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan kulit lansia. dr. Rinadewi mengingatkan pentingnya pendekatan holistik dengan mengacu pada panduan SSKIN dari UK National Health Service.
SSKIN sendiri kata dia merupakan akronim dari Surface, yaitu penggunaan alas tidur yang mendukung distribusi tekanan; Skin, memantau kondisi kulit secara berkala; Keep moving, mendorong perubahan posisi secara rutin; Incontinence management, pengelolaan inkontinensia yang tepat agar kulit tidak lembap terlalu lama; serta Nutrition and hydration, memastikan kebutuhan gizi dan cairan terpenuhi untuk memperkuat daya tahan kulit dan mempercepat penyembuhan luka.
"Sebagai spesialis kulit, saya menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan hidrasi kulit, terutama di area tertutup popok. Penggunaan produk perawatan kulit yang tepat, menjaga kulit tetap kering, serta mengganti popok secara rutin menjadi bagian dari langkah preventif yang penting," pungkas dr. Rinadewi.