Industri kelapa sawit memainkan peran penting dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam aspek lingkungan dan kemitraan global. Kontribusi industri ini mencakup SDG-13 (Climate Action), SDG-14 (Life Below Water), SDG-15 (Life on Land), serta SDG-17 (Partnership for The Goals).
Mengutip dari laman Gapki pada Jumat (07/02/2025), dijabarkan rincian kontribusi kelapa sawit dalam pencapaian SDGs, di antaranya:
Kontribusi terhadap SDG-13: Climate Action
Industri sawit berperan sebagai "paru-paru" ekosistem dengan kemampuannya menyerap karbon serta sebagai penghasil biofuel dan bioenergi yang rendah emisi. Produksi minyak sawit secara alamiah lebih hemat emisi dibandingkan minyak nabati lainnya.
Baca Juga: Konferensi Internasional ICOPE 2025 Soroti Keberlanjutan Industri Kelapa Sawit
Penerapan Good Agricultural Practices (GAP), teknologi methane capture, pemanfaatan energi biogas dan biomassa sawit, serta peningkatan produktivitas menjadikan industri sawit bagian penting dalam pencapaian Net Carbon Sink
Kontribusi terhadap SDG-14: Life Below Water
Industri sawit turut berkontribusi dalam konservasi tanah dan air melalui sistem biopori alamiah. Produksi minyak sawit juga menghasilkan lebih sedikit polutan air dari residu pupuk dan pestisida dibandingkan minyak nabati lainnya.
Selain itu, industri ini mengembangkan biosurfaktan biodegradable sebagai pengganti surfaktan berbasis minyak fosil yang sulit terurai, serta mengolah tandan kosong sawit menjadi butiran bioplastik yang ramah lingkungan.
Kontribusi terhadap SDG-15: Life on Land
Kelapa sawit memberikan manfaat dalam menjaga keberlanjutan ekosistem daratan melalui pemanfaatan biomassa sebagai pupuk untuk memperbaiki biologi tanah dan menjaga kehidupan mikroorganisme.
Baca Juga: Kembali Digelar, ICOPE 2025 Fokus Transformasi Agro-Ekologis Kelapa Sawit
Tak hanya itu, industri ini berkontribusi dalam pelestarian biodiversitas melalui High Conservation Value (HCV) dan High Carbon Stock (HCS), serta integrasi perkebunan sawit dengan peternakan, pertanian, dan kehutanan. Dibandingkan minyak nabati lainnya, produksi minyak sawit memiliki dampak lebih rendah terhadap kehilangan keanekaragaman hayati.
Kontribusi terhadap SDG-17: Partnership for The Goals
Pada tingkat lokal, industri sawit menciptakan kemitraan antara korporasi negara, swasta, dan petani rakyat. Kemitraan ini diperkuat melalui serikat buruh dan asosiasi pekerja. Pada tingkat global, kerja sama antara Indonesia, Malaysia, dan negara produsen lainnya dalam Council of the Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menjadi bukti nyata kontribusi industri sawit dalam mencapai SDG-17.
Baca Juga: Dukung B50, Gapki: Harus Diimbangi dengan Peningkatan Produksi Sawit Nasional
Lebih lanjut, pemerintah Indonesia juga aktif dalam berbagai forum internasional yang membahas kontribusi minyak sawit terhadap SDGs. Di tingkat regional, Indonesia terlibat dalam Joint Working Group Meeting dengan negara-negara ASEAN dan Uni Eropa. Sementara di tingkat multilateral, Indonesia memanfaatkan forum FAO-Intergovernmental Group Meeting on Oilseeds, Oils, and Fats (IGG-OOF) dan menginisiasi Voluntary Guidelines for Sustainable Vegetable Oil (VG-SVO).
Dengan berbagai kontribusi ini, industri sawit tidak hanya berperan sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari solusi global dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.