Ingin Dikenang Sebagai Orang Istimewa

Kemudian, di tengah hiruk-pikuk dunia yang kerap mengejar kesuksesan, kekayaan, dan pencapaian tanpa henti, Tahir pun menyampaikan sesuatu yang sederhana namun sangat dalam, yakni tentang rasa syukur dan penerimaan akan hidup apa adanya.

“Saya bahagia karena di usia 63 tahun saya tidak menyesali sedikit pun kehidupan yang telah saya jalani selama ini. Tidak ada satu pun tahapan dalam hidup saya yang ingin saya hapus. Setiap kejadian, setiap kejatuhan, dan kebahagiaan yang digabungkan menjadi mosaik yang menakjubkan tentang makna hidup saya,” katanya.

Dikatakannya, tak semua orang bisa mengatakan hal seperti itu. Kata dia, banyak orang menyesali keputusan masa lalu berharap bisa mengulang waktu. Tapi bagi Tahir, hidup adalah skenario sempurna yang dirancang Tuhan dengan segala suka dan dukanya.

“Setiap bagiannya sempurna. Tidak ada satu pun tahapan dalam hidup saya yang ingin saya hapus. Setiap kejadian, setiap kejatuhan, dan kebahagiaan yang digabungkan menjadi mozaik yang menakjubkan tentang makna hidup saya,” tukasnya.

Ketika ditanya bagaimana ia ingin dikenang setelah tiada, jawaban Tahir pun mengejutkan karena begitu sederhana dan tulus.

“Saya tidak ingin dikenang sebagai orang istimewa. Saya hanya punya tiga keinginan. Melihat anak-anak saya tumbuh menjadi orang yang baik. Melihat Indonesia menjadi lebih baik. Dan meyakinkan diri sendiri bahwa saya telah menjalankan kewajiban agama saya dengan baik,” paparnya.

Menurutnya juga, tiga pilar yang menjadi fondasi hidup yang ia anggap berarti bukan semata soal titel, pencapaian atau kekayaan, tapi tentang keluarga, kontribusi dan spiritualitas.

Ia juga menegaskan bahwa hidup bukan tentang kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya, tapi tentang mengambil pelajaran dan terus berjalan ke depan dengan lebih baik.

“Tidak ada seorang pun yang dapat mengulang hidupnya dari awal lagi. Yang dapat kita lakukan adalah memanfaatkan pelajaran hidup di masa lalu untuk memperbaiki kehidupan kita di masa sekarang dan membangun harapan yang lebih baik untuk masa depan,” pungkas Tahir.

Baca Juga: Panggilan Tiada Akhir: Pelajaran Hidup Dato Sri Tahir tentang Uang dan Makna Kehidupan