Growthmates, bagaimana jika dua sahabat yang sangat kreatif serta peduli pada masyarakat dan lingkungan bersatu? Tentu saja sebuah karya besar akan tercipta.
Itulah yang dibuktikan oleh desainer Merdi Sihombing dan Dumasi Marisina M. Samosir, Direktur PT Asuransi Sinar Mas dan pembina Rumah Kreatif Sinar Mas.
Lewat acara fashion show “Simangulampe” Merdi Sihombing x Humbang Kriya, karya besar keduanya pun ditampilkan.
Acara yang diselenggarakan pada 16 November 2024 lalu di Area Sunken Museum Nasional Indonesia ini merupakan bagian dari rangkaian acara The Flying Cloth, perayaan 25 tahun Merdi Sihombing berkarya di industri fashion.
Perjalanan kerja sama Merdi Sihombing dengan UMKM binaan Rumah Kreatif Sinar Mas, Humbang Kriya, bermulai pada tahun 2016. Saat itu Dumasi mengajak Merdi untuk membantu melatih para pelaku UMKM Humbang Kriya di Kawasan Dolok Sanggul, Sumatra Utara.
“Lewat Humbang Kriya ini saya mencoba membangkitkan kembali budaya kain ikat celup dengan mengajarkannya ke para pengrajin Humbang Kriya. Yang saya ajarkan bukan hanya dari cara membuatnya, tapi juga bahan-bahan pewarnanya yang semua berasal dari alam,” jelas Merdi.
Dari situlah, muncul produk unggulan dari Humbang Kriya yang bernama Humbang Shibori.
“Humbang Shibori jadi produk yang sangat disukai karena motifnya yang unik dan kainnya juga nyaman dipakai. Selain itu, produk ini mendukung sustainable fashion lewat teknik pewarnaannya yang alami,” ungkap Dumasi.
Baca Juga: Shawl&co Apresiasi Pesona Tenun Garut melalui Chaya Varna Fashion Show
Bahan Pewarna dari Sampah Hotel
Sejak awal para pengrajin Humbang Kriya telah memanfaatkan bahan-bahan dari alam sebagai pewarna alami kain mereka, seperti rumput, kayu, dan tanaman lainnya.
Nah, di tahun 2024, Merdi menggagas sebuah ide baru kepada Humbang Kriya untuk menggunakan sampah dapur hotel sebagai bahan pewarna kain Humbang Shibori.
“Saat ini kita bekerja sama dengan Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul (CHADS) untuk mengumpulkan sampah dapur mereka, seperti kulit kentang, kunyit, wortel, dan aneka buah-buahan. Sampah ini akan direbus hingga keluar warnanya, lalu disaring airnya. Nah, kain yang sudah diikat-ikat akan direndam dalam air itu. Proses merendamnya pun harus berkali-kali sehingga butuh waktu lama,” jelas Dumasi.
Meskipun kali ini baru berkolaborasi dengan satu hotel, Dumasi berharap di masa depan akan lebih banyak lagi hotel-hotel yang mau bekerja sama dalam memberikan sampah dapur mereka.
Baca Juga: Gelar Annual Fashion Show, Si.Se.Sa Hadirkan Koleksi Teranyar dengan Sentuhan Nuansa Jepang