Sanitasi yang aman dan layak bukan sekadar soal toilet bersih atau kran air mengalir. Namun, hal itu adalah bagian dari hak asasi anak, yakni hak untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan yang sehat, aman, dan inklusif.

Kesadaran inilah yang mendorong kolaborasi antara UNICEF Indonesia dan Wings Group Indonesia untuk memperkuat akses sanitasi aman di sekolah-sekolah.

“Sanitasi aman di sekolah ini sebenarnya kalau kita melihat dari sudut pandang hak asasi. Ini merupakan hak asasi anak yang harus diberikan. Dan juga merupakan fondasi yang penting untuk menciptakan generasi yang sehat,” ungkap Muhammad Zainal, WASH Specialist UNICEF Indonesia, saat acara Konferensi Pers WINGS for UNICEF Bersama NUVO Family Menyambut Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, yang digelar di The Club - Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Menurut Zainal, sanitasi harus dipandang bukan sebagai biaya, melainkan investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.

“Kalau kita berbicara sanitasi aman tidak melihat dari sisi fasilitas fisik saja. Tetapi juga dilihat sebagai investasi. Investasi untuk kesehatan, pendidikan, dan masa depan anak yang lebih cerah,” jelasnya.

Karena itu, program kolaborasi antara UNICEF dan Wings Group tidak hanya membangun toilet atau tempat cuci tangan, tetapi juga memastikan fasilitasnya inklusif, ramah bagi anak perempuan dan anak dengan disabilitas.

“Kami bersama UNICEF ingin melihat agar fasilitas sanitasi itu dapat dimanfaatkan oleh semua termasuk anak perempuan dan juga anak dengan disabilitas,” katanya.

Untuk diketahui, sejak diluncurkannya program “Wings for UNICEF Generasi Bersih Sehat” dua tahun lalu, berbagai perubahan positif mulai terlihat.

Perilaku cuci tangan pakai sabun meningkat, air bersih tersedia sepanjang waktu, serta toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan semakin banyak. Pelatihan untuk guru dan manajemen sekolah pun dilakukan agar fasilitas tersebut terawat dan berkelanjutan.

Pemerintah pun turut mendorong percepatan pembangunan sanitasi sekolah. Catur Budi Santoso, selaku Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI, mengungkapkan bahwa saat ini baru 42,9% sekolah dasar yang memiliki toilet layak dan terpisah dengan kondisi baik atau rusak ringan.

“Kami tahun lalu sudah meluncurkan peta jalan sanitasi sekolah 2024–2025. Di situ, bersama UNICEF, kami merancang rangkaian kegiatan untuk meningkatkan akses sanitasi di sekolah, termasuk di Aceh dan Sulawesi Selatan. Tapi kami berharap program ini tidak berhenti di dua provinsi saja, karena Indonesia ini luas, dari Sabang sampai Merauke,” beber Catur.

Dikatakan Catur, pemerintah juga menjadikan sanitasi aman sebagai bagian dari pendidikan karakter, sejalan dengan program prioritas seperti gerakan makan bergizi gratis.

“Kita jadikan pembiasaan cuci tangan ini sebagai bagian dari pendidikan karakter. Anak-anak terbiasa disiplin, berdoa sebelum makan, lalu mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan sederhana ini membentuk fondasi hidup sehat sejak dini,” jelas Catur.

Baca Juga: WINGS dan UNICEF Bangun Toilet Inklusif, Dukung #GenerasiBersihSehat di Sekolah

Peran Wings Group dalam Menggerakkan Perubahan

Sebagai mitra strategis UNICEF, Nuvo Family, bagian dari Wings Group pun, memainkan peran penting dalam mengedukasi dan membentuk kebiasaan hidup bersih sejak dini.

“Mungkin banyak dari kita yang belum tahu bahwa nggak cuma orang dewasa yang punya hak asasi, anak-anak pun juga memiliki hak yang dilindungi dan diatur oleh undang-undang kita. Salah satunya adalah hak bermain dan hak untuk tumbuh di lingkungan yang nyaman dan sehat,” tutur Mita Ardiani, Marketing Manager Personal Care Category WINGS Group.

Melalui kampanye “Generasi Bersih Sehat”, kata Mita, Nuvo bergerak dengan tiga pilar utama, yakni Edukasi online dan onsite, memberi pemahaman tentang kebersihan diri, terutama mencuci tangan dengan benar; Aktivitas interaktif dan menyenangkan, seperti senam Nuvo dan permainan edukatif, serta Keberlanjutan, yakni melalui pembentukan Duta Generasi Bersih Sehat di sekolah-sekolah.

“Kita gak ingin program ini cuma hit and run saja. Jadi kita melantik Duta Generasi Bersih Sehat, di mana anak-anak ini akan menjadi kepanjangan tangan dari Nuvo Family untuk melanjutkan kebiasaan baik tentang hidup bersih dan sehat ke teman-temannya,” kata Mita.

Hasilnya, kata dia, 98% anak-anak peserta program menyatakan telah mengetahui cara mencuci tangan yang benar.

“Angka ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi yang dikemas dengan pendekatan menyenangkan benar-benar dapat mengubah perilaku anak-anak terhadap kebersihan diri,” tambahnya.

Kampanye ini juga mendapat dukungan dari publik. Dion Wiyoko, aktor sekaligus Brand Ambassador Nuvo Family, menilai kebiasaan hidup bersih harus dimulai sejak kecil, terutama di usia sekolah dasar.

“Penting banget ya. Apalagi saya sendiri pun juga sebagai orang tua. Paham betul bahwa memang anak-anak usia sekolah, terutama anak saya juga, mulai sejak dini sudah mulai beraktivitas, bermain, mengeksplor hal-hal yang baru,” ujar Dion.

Menurut Dion, masa eksplorasi anak adalah masa emas pembentukan karakter. Namun, di saat yang sama, anak-anak sangat rentan terhadap bakteri dan kuman.

“Apa sih yang bisa kita upayakan sebagai orang tua? Ya, tindakan-tindakan preventif. Yaitu melindungi anak-anak ini dari bakteri atau kuman,” bebernya.

Dalam kampanye Generasi Bersih Sehat, Dion mengajarkan anak-anak konsep B3ST, yakni Bersih Tangan, mencuci tangan dengan 6 gerakan penting dan 5 waktu utama; Bersih Tubuh, mandi dua kali sehari; Bersih Pakaian, mengganti pakaian bersih setiap hari; serta, Sehat Terlindungi, yakni menjaga kebersihan lingkungan.

“Kebiasaan itu harus dimulai dari kecil. Kalau sudah gede baru mulai, biasanya kurang sustainable. Jadi dari kecil sudah dibiasakan, dan semoga mereka terus menerapkan apa yang sudah diajarkan,” tegas Dion.

Baca Juga: Pertegas Komitmen Transisi Energi Bersih, WINGS Group Pasang PLTS Atap 36 MWp di Delapan Pabrik