Di tengah tantangan ekonomi saat ini, strategi pengelolaan keuangan yang tepat sangat kritis untuk kesejahteraan dan keamanan finansial keluarga dalam jangka panjang. Bertepatan dengan Hari Keuangan Nasional yang jatuh pada tanggal 30 Oktober, Orami, penyedia aplikasi berbasis konten dan komunitas untuk kebutuhan Ibu dan anak, membagikan hasil survei terkait peran ayah dan ibu dalam kondisi keuangan keluarga di Indonesia, serta memberikan tips praktis untuk pengelolaan finansial yang lebih bijak dan berkelanjutan.

Ferry Tenka, Founder Orami dan Chief of Product SIRCLO mengungkap, melalui survei yang dirilis oleh Orami, pihaknya berharap dapat membantu keluarga Indonesia untuk semakin memahami kebutuhan finansial mereka, sekaligus memberikan langkah praktis dan relevan untuk mencapai keamanan finansial yang berkelanjutan.

“Di Hari Keuangan Nasional ini, Orami berharap semakin banyak keluarga Indonesia yang mampu mengelola keuangan dengan lebih bijaksana. Dengan perencanaan yang tepat, serta dukungan peran yang seimbang antara Ayah dan Ibu, semoga keluarga Indonesia dapat mencapai cita-cita kesejahteraan di masa kini dan masa depan,” ujar Ferry dalam rilis yang diterima Olenka, Selasa (29/10/2024).

Baca Juga: 7 Prioritas Keuangan dalam Membangun Kehidupan Finansial yang Sehat

Pergeseran Peran Ayah dan Ibu dalam Lanskap Keuangan Keluarga Modern

Seiring perkembangan zaman, pembagian peran tradisional dalam keluarga mengalami pergeseran signifikan. Jika dulu peran Ayah lebih melekat sebagai pencari nafkah utama dan Ibu lebih berfokus pada pengurusan rumah tangga, kini semakin banyak yang saling berbagi tanggung jawab finansial demi memenuhi kebutuhan hidup yang kian meningkat. Hal ini tercermin dari hasil Survei Orami pada tahun 2023 yang dilakukan terhadap 423 responden di Indonesia, di mana 53% keluarga merupakan dual-earner family atau memiliki dua sumber penghasilan, yaitu dari Ayah dan Ibu.

Survei Orami juga menemukan adanya korelasi antara usia anak dan besarnya pengeluaran, yaitu semakin bertambah usia anak, pengeluaran keluarga cenderung meningkat. Sebagai contoh, mayoritas orang tua dengan pengeluaran sebesar Rp2.500.000,- hingga Rp5.000.000,- per bulan memiliki anak dari usia 0 hingga 3 tahun. Sementara, orang tua dengan pengeluaran di atas Rp15.000.000,- per bulan memiliki anak berusia 3 hingga lebih dari 5 tahun. Data ini menyoroti bahwa keluarga perlu mempersiapkan anggaran yang lebih besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang seiring pertambahan usia anak.

Tips Mengatur Keuangan Keluarga di Era Masa Kini

Dalam mengatur keuangan keluarga, diperlukan peran yang seimbang antara Ayah dan Ibu. Di masa kini, tugas sebagai ‘Menteri Keuangan Keluarga’ pun dapat diemban oleh Ibu dan/atau Ayah, atas kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. Dengan demikian, Orami merangkum beberapa kiat praktis yang dapat membantu peran Ayah dan Ibu dalam mengelola keuangan keluarga secara efektif:

1. Tentukan Tujuan Keuangan untuk Perencanaan Anggaran dan Cara Mencapainya

Melansir dari Forbes, Karla Dennis, EA, CEO Tax Accounting Firm Karla Dennis and Associates Inc., mengatakan bahwa menetapkan tujuan keuangan adalah langkah pertama untuk mengatur keuangan keluarga. Hal ini akan membantu Ayah dan Ibu untuk membuat rencana keuangan dengan bijak dan tepat sasaran. 

Tujuan ini dapat terbagi beberapa periode waktu, misalkan jangka pendek, menengah, dan panjang, sehingga dapat diimplementasikan dalam perencanaan anggaran. Penentuan anggaran keluarga dapat membantu kita memonitor pemasukan, pengeluaran yang bersifat kebutuhan (needs) dan keinginan (wants), tabungan, hingga pengeluaran tak terduga. 

2. Membagi Rekening Sesuai Kebutuhan Keluarga

Dalam video Orami Entertainment di YouTube, Aidil Akbar Madjid, pendiri Aidil Akbar Madjid & Associates (AAMA) yang berfokus pada layanan financial planning, memberikan tips praktis saat implementasi keuangan keluarga, yaitu memiliki dua rekening untuk penampungan (pemasukan) dan pengeluaran. Setelah menghitung pengeluaran bulanan, sejumlah uang dapat dipindahkan ke rekening pengeluaran untuk membayar berbagai pos kebutuhan.  Hal ini dapat membantu Ayah dan Ibu untuk memisahkan uang dan membatasi pengeluaran yang berlebihan.

Baca Juga: Hidupkan Semangat Kartini, Orami Dukung Pemberdayaan Ibu di Era Modern

3. Investasi dan Mengelola Pendidikan Anak

Biaya pendidikan anak seringkali menjadi salah satu pengeluaran terbesar dalam keluarga. Bahkan, pendidikan anak terus mengalami peningkatan sekitar 10-20 persen setiap tahunnya.  Dengan begitu, Ayah dan Ibu harus merencanakan sejak dini dengan menyisihkan dana khusus untuk pendidikan, serta pertimbangkan investasi.

“Apabila ingin menyekolahkan anak di tempat ternama, investasi properti menurut saya masih paling baik,” ujar Aidil.

4. Pentingnya Komunikasi dan Transparansi tentang Keuangan

Komunikasi terbuka dan transparansi adalah kunci dalam pengelolaan keuangan keluarga yang efektif. Bahkan faktor ekonomi menjadi salah satu 5 faktor tertinggi penyebab perceraian di Indonesia, yakni sebanyak 110.939 dari 516.334 kasus pada tahun 2022. 

Dengan berdiskusi secara rutin, pasangan dapat memahami tujuan keuangan bersama, menghindari kesalahpahaman, dan membangun kepercayaan. Transparansi dalam penghasilan, pengeluaran, dan tabungan memastikan setiap anggota keluarga merasa terlibat dan bertanggung jawab.