Surya Wonowidjojo merupakan pendiri dari perusahaan rokok Gudang Garam. Puluhan tahun berdiri, PT Gudang Garam Tbk telah melebarkan bisnisnya ke berbagai sektor, seperti jasa transportasi dan konstruksi. Yang menarik dari pendirian Gudang Garam adalah inspirasi nama dan logo perusahaan yang diambil Surya dari sebuah mimpi.
Seperti apa kisahnya?
Belajar dari Sang Paman
Surya Wonowidjojo yang bernama asli Tjoa Jien Hwie datang ke Indonesia-saat itu bernama Hindia Belanda-bersama keluarganya ketika berumur tiga (3) tahun. Tinggal di Sampang, Madura, keluarga Surya mendirikan toko kelontong untuk bertahan hidup. Sayangnya, badai menerpa keluarga ini ketika sang kepala keluarga meninggal dunia.
Baca Juga: Kisah Liem Seeng Tee Dirikan HM Sampoerna: Sukses di Tanah Rantau
Usai kepergian ayahnya, Surya pindah ke Kediri untuk tinggal bersama pamannya-seorang produsen kretek merek Cap 93. Dia tercatat bekerja di perusahaan itu sekitar tahun 1950. Dari sinilah kemampuan Surya dalam bisnis rokok terasah. Disebutkan, penjualan rokok Cap 93 berkembang pesat ketika Surya terlibat di sana.
Sayangnya, perpecahan mulai terjadi hingga Surya memilih pergi dari Cap 93 di tahun 1956. Mengutip Lika Liku Bisnis Gudang Garam (2020) terbitan Tempo dalam CNBC Indonesia, ada dua versi cerita penyebab keretakan keduanya: adanya ketidaksetujuan sang paman dengan usul Surya untuk melakukan ekspansi; serta permintaan Surya dalam pembagian saham perusahaan yang tidak disetujui sang paman.
Nama Gudang Garam Berasal dari Mimpi
Surya Wonowidjojo resmi keluar dari perusahaan Cap 93 pada tahun 1956 beserta 50 pegawai Cap 93 yang dikenal setia kepadanya. Awalnya, mereka memproduksi rokok skala rumahan dengan merek Inghwe. Seiring perkembangan bisnisnya, Surya berhasil mendirikan Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam pada 26 Juni 1958. Produk pertama mereka adalah Gudang Garam Kuning.
Dikisahkan, Surya sempat bermimpi sedang memandangi gudang tempat menimbun garam yang berada di depan rel kereta, beratap segitiga, dan memiliki pintu yang terbuka. Dibantu karyawannya, mimpi tersebut menjadi inspirasi nama serta logo perusahaan yang dibangun oleh Surya.
Berkat kejelian Surya Wonowidjojo, Gudang Garam terus bertumbuh menjadi perusahaan rokok besar di Indonesia. Setelah melewati masa-masa keemasan Gudang Garam, Surya Wonowidjojo tutup usia pada 29 Agustus 1985. Sepeninggalnya, bisnis Gudang Garam dilanjutkan oleh Susilo Wonowidjojo.