Sementara itu, kebermanfaatan ekonomi dari ekspor lidi sawit untuk ribuan petani sawit di Indonesia diperkirakan mencapai Rp400 juta sampai dengan Rp800 juta sebulan. Abdu Shadli menerangkan, lidi sawit yang diekspor perusahaannya berasal dari ribuan petani sawit di Kab. Pasaman Barat. Petani-petani tersebut akan mengumpulkan pelepah daun sawit yang dijatuhkan setiap kali panen. Setelah itu, para petani akan meraut lidi sawit dan menjemurnya sebelum dijemput oleh tim dari Surya Agro Nusantara.
"Masyarakat Pasaman Barat saat ini mampu menghasilkan 100–200 ton per bulan. Dengan harga lidi sawit di tingkat petani sekitar Rp4.000/kg, diperkirakan perputaran ekonomi di Pasaman Barat dari produksi lidi sawit ini mencapai Rp400 juta sampai dengan Rp800 juta sebulan," terangnya.
Baca Juga: Potensi Besar Pengembangan Bionergi di Indonesia, Tak Hanya dari Sawit
Pesan untuk Calon Eksportir
Muhammad Abdu Shadli berpesan kepada generasi muda Indonesia untuk tidak takut mencoba. Menurutnya, memasuki pasar internasional dengan menjadi eksportir bukanlah hal yang mustahil. Pertama yang harus dilakukan, ujarnya, adalah mencari mentor.
"Ekspor bukanlah hal yang mustahil, tapi tidak sesimpel yang dipikirkan. Rekomendasi untuk siapapun anak muda yang tergerak hatinya ingin fokus di dunia perdagangan internasional, dalam hal ini ekspor, saran saya, pertama itu adalah mencari mentor," tegasnya.
Selain itu, para anak muda diminta mengikuti pelatihan-pelatihan yang memberikan ilmu seputar kegiatan bisnis yang akan dijalankan. Salah satunya ialah program Inkubasi Bisnis UKMK BPDP yang pernah diikuti oleh Abdu Shadli.
"Sebagai alumni Inkubasi Bisnis UKMK BPDP, kami berterima kasih kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan yang sudah memberikan kesempatan kepada Surya Agro Nusantara ikut dalam kegiatan pelatihan inkubasi yang dilaksanakan pada tahun 2021. Kegiatan tersebut berefek positif kepada perusahaan kami untuk terus bergerak maju dengan niat berkontribusi untuk daerah," pungkasnya.