“Bagi kami, bisnis bukan hanya soal keuntungan. Ini gerakan sosial untuk memastikan petani lokal bisa merdeka secara ekonomi dan naik kelas,” tutur Kadek.
“Dengan memotong rantai distribusi, petani binaan kami kini mendapat hingga 90% dari harga standar kakao dunia, jauh lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya sekitar 70%,” sambung Kadek.
Kadek juga mengembangkan Desa Cokelat Bali dan Choco Land, destinasi agrowisata edukatif yang mengajak wisatawan lokal maupun mancanegara memahami proses pembuatan cokelat sambil menikmati kearifan budaya pertanian Bali.
Dari Tanah Bali ke Pasar Global
CAU Chocolates memasarkan produknya melalui toko oleh-oleh, Duty Free di bandara, hingga platform e-commerce.
Pemanfaatan fitur Shopee Ads, Shopee Live, dan Shopee Video berhasil mendorong omzet semester pertama 2025 tumbuh 365% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Partisipasi dalam Program Ekspor Shopee membuka jalan menuju pasar Malaysia dan Singapura. Hasilnya, ekspor CAU Chocolates tumbuh 6 kali lipat pada Januari–Juli 2025 dibanding tahun sebelumnya.
Tiga produk unggulan yang paling diminati di pasar internasional adalah Organic Raw Cocoa Nib, Organic Sweet Nibs, dan Cokelat Compound.
“Shopee bukan hanya membuka akses pasar yang lebih luas, tapi juga mendukung misi sosial kami untuk memberdayakan petani agar mandiri dan bersaing di pasar dunia,” tutup Kadek.
Baca Juga: Lewat Dimaloka, Begini Kisah Inspiratif Kiki Abdul Rachman Benyamin Bantu UMKM Go Digital