Di tengah pesatnya transformasi industri fesyen, semakin banyak anak muda Indonesia yang memilih membangun jalannya sendiri dengan mengandalkan kreativitas dan dukungan ekosistem digital.
Salah satunya adalah Nawla, brand fesyen pria lokal yang lahir dari keresahan personal dan tumbuh menjadi UMKM dengan identitas kuat.
Kisah perjalanan Nawla menjadi bagian dari rangkaian Kisah UMKM Shopee 'Sukses Berkarya Sebelum 30', yang mengangkat cerita para pelaku UMKM dan brand lokal dalam mewujudkan mimpi melalui optimalisasi peluang di ekosistem Shopee.
Nawla didirikan oleh Alwan Abdul Zaki pada akhir 2023, saat usianya menginjak 25 tahun. Brand ini lahir dari pengalaman panjang Alwan yang telah berkecimpung di industri fesyen sejak lulus SMA.
Nama Nawla sendiri merupakan pembalikan dari nama Alwan, yang dipilih sebagai simbol keterikatan personal sekaligus fondasi nilai dalam membangun identitas brand.
“Berangkat dari pengalaman panjang di industri fesyen, saya membangun Nawla dengan visi menghadirkan fesyen pria yang timeless dari segi konsep dan kualitas untuk dipakai lintas generasi. Sejak awal, Nawla dijalankan dengan tujuan menghadirkan kualitas yang sepadan dengan harga yang lebih rasional,” papar Alwan, dikutip Senin (22/12/2025).
Ia menuturkan, setiap koleksi Nawla selalu berangkat dari keresahan pribadi yang kemudian diterjemahkan menjadi produk yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Pendekatan ini melahirkan desain yang tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga memiliki daya tahan dari sisi fungsi dan estetika.
“Setiap produk Nawla dirancang agar tetap relevan digunakan lintas generasi. Saya membayangkan pakaian yang layak dipakai seiring waktu, bahkan bisa diwariskan kepada anak atau anggota keluarga lain,” katanya.
Perjalanan Nawla dimulai dari skala kecil dengan menghadirkan lima artikel produk, yang berfokus pada kaos dan polo berbahan knitwear dengan desain yang lebih refined dan tidak pasaran.
Seiring pertumbuhan brand, Nawla terus berevolusi dengan mengembangkan beragam artikel baru, mulai dari polo dengan desain signature, kemeja dengan detail jahitan rapi dan material quick dry, hingga loose pants yang dirancang nyaman untuk aktivitas harian.
Setiap produk dikembangkan melalui proses riset, uji pasar, hingga produksi bertahap demi menjaga konsistensi kualitas.
Dalam menjalankan operasional bisnis, Nawla mengadopsi sistem kerja kolaboratif bersama talenta muda, dengan mayoritas tim berasal dari generasi Gen Z. Pola kerja fleksibel berbasis work from home membuka ruang bagi anak muda kreatif untuk memperoleh pengalaman industri sekaligus menyalurkan ide-ide segar. Seiring meningkatnya permintaan pasar, kapasitas produksi Nawla pun mengalami pertumbuhan signifikan.
“Kapasitas produksi kami bertumbuh dari sekitar 2.000 potong per bulan pada 2023 menjadi 4.000 potong per bulan pada 2025. Ini menandai perjalanan Nawla sebagai UMKM fesyen yang berkembang secara berkelanjutan,” tambah Alwan.
Baca Juga: Kisah Para Pelaku Usaha Lokal Muda yang Menggerakkan Ekonomi Digital Indonesia