Presiden Direktur MNC Asia Holding, Hary Tanoesoedibjo, mengatakan bahwa setiap pengusaha pasti akan mengalami jatuh dan bangun dalam menjalankan bisnis. Itu pulalah yang dialami dirinya beberapa tahun lalu.

Hary Tanoe mengisahkan, ia pernah mengalami kejatuhan ketika gagal dalam menjalankan bisnis operator penyedia jasa telekomunikasi, Fren. Kala itu, ia harus melakukan strategi cut loss dan mengalami kerugian sebesar Rp1 triliun.

Baca Juga: Hary Tanoesoedibjo Tegaskan Pentingnya Para Pemimpin Berlaku Adil

"Saya ini pendirinya Fren, susah payah saya dirikan dulu. Pemerintah kasih izin dibagi wilayah, Barat, Tengah, Timur. Barat itu di bawah Telkomsel Indo; tengah itu di bawah Metrosel; dan Timur di bawah Telesera. Tiga-tiganya saya take over. Saya ambil," ujarnya, dikutip Kamis (29/5/2025).

Setelah melakukan merger di tahun 2001, Hary lantas memigrasikan bisnisnya ke CDMA. Dia sempat mendapatkan nomor cantik untuk bisnis operator penyedia jasa telekomunikasinya di angka 0888 sekian sekian. Awalnya, bisnis tersebut maju pesat.

"Akhirnya saya lonceng 0888. Maju pesat. Luar biasa. Tapi somewhat ada salah kelola. Memang CDMA waktu itu ada keterbatasan di handset, variasinya terbatas. Akhirnya kalah dengan GSM yang variasinya banyak," kenangnya.

Karena kegagalan tersebut, Hary harus merugi Rp1 triliun akibat memutuskan untuk cut loss. Meski begitu, mantan Ketum Perindo ini tetap bersyukur dan terus bangkit.

"Ya udah. Habis gimana? Kalau stress, malah gak produktif. Ya bangkit lagi. Saya katakan tadi, hidup tidak linear: bisa jatuh bangun," tandasnya.