Kena ‘Omel’ Sang Mertua
Dengan melihat mertuanya itu, Tahir sangat percaya kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan, justru sangat perlu kerja keras. Bahkan satu waktu, Tahir pernah kena ‘omel’ karena mencatut nama perusahaan Mochtar Riady tanpa izin di logo usahanya yang ia rintis saat itu, yakni showroom furniture.
Tahir beralasan, saat itu terlintas di benaknya untuk menyematkan logo perusahaan Mochtar Riady di depan showroom agar orang-orang yang datang ke tempatnya mengetahui jika dia adalah bagian keluarga sang taipan Lippo Group itu.
Saat acara pembukaan showroom itu pun Tahir mengundang seluruh keluarga besar Mochtar Riady. Termasuk ibu mertuanya dan juga anak-anak Mochtar Riady lainnya, seperti Andrew, James, dan Stephen.
Tahir mengaku, di hari itu, dirinya merasa sangat bangga sekali. Namun, tak lama setelah itu muncullah seorang pria, dia adalah Roy Tirtadji, orang kepercayaan Mochtar Riady. Tahir berpikir, orang kepercayaan itu akan menyampaikan sesuatu yang penting yang berkaitan dengan usahanya yang baru di buka. Namun ternyata, bukan pujian yang disampaikan, tetapi malah omelan.
"Maaf Pak Tahir, saya ditugaskan Pak James untuk menyampaikan ini pada Anda. Tolong logo perusahaan Pak Mochtar dicabut. Mereka tak berkenan logo itu dipasang di depan toko. Mereka tidak suka Pak Tahir memasang logo ini,” kata Tahir seraya menirukan ucapan Roy kala itu,
Sontak, ucapan orang kepercayaan Mochtar Riady itu pun bak petir di siang bolong. Rasa malu, sedih, dan terhina campur aduk seketika. Tahir pun sama sekali tak membayangkan kena omel mertuanya sendiri kala itu.
Sejak kejadian itu, Tahir pun bertekad untuk semakin bekerja keras dan tidak bergantung pada orang lain, meskipun kepada orang tua sendiri.
Baca Juga: Cerita Dato Sri Tahir Soal Kecakapan Mochtar Riady dalam Mengelola Perbankan
“Mochtar Riady Memberi Saya Sesuatu Lebih Berharga daripada Uang”
Jadi, kata Tahir, salah besar jika ada orang yang berasumsi bahwa ia diberi uang banyak oleh mertuanya untuk memulai usaha. Dengan tegas, Tahir bilang bahwa Mochtar Riady tak sepeser pun memberikan uang baik kepadanya maupun ke anaknya sendiri, Rosy Riady.
Menurutnya, satu-satunya kebaikan yang diberikan sang taipan kepada dirinya dalam arti materi adalah rumah di Jl. Labu yang ia tinggali sementara.
“Harus saya akui bahwa Pak Mochtar tetap konsisten dengan prinsipnya. Ketika beliau mengatakan akan membiarkan saya berjuang sendiri dalam menjalani hidup dengan Rosy, beliau sama sekali tidak ikut campur,” tutur Tahir.
Tahir pun mengaku bersyukur bahwa sedari kecil ia telah dilatih orang tuanya untuk berdagang dan mandiri. Tahir pun memahami ilmu trading atau berdagang sebagai cara wajar untuk mencari nafkah.
Dan meski mertuanya tak memberinya uang maupun barang. Namun kata dia, Mochtar Riady itu memberinya sesuatu yang sangat luar biasa dan lebih berharga daripada uang, yakni sebuah panggung, cap, sebuah ‘identitas’, dan rasa hormat.
Tahir pun menuturkan, orang-orang yang ia temui dari kalangan bisnis pun kebanyakan dari mereka tidak pernah lupa bahwa dirinya adalah menantu Mochtar Riady.
“Terus terang saya harus mengatakan bahwa akhirnya fasilitas berpihak kepada saya. Mungkin beberapa bank yang meminjamkan uang ke saya menyetujuinya karena nama di belakang saya, yakni nama Mochtar Riady. Saya cukup yakin tentang itu,” tandas Tahir.
Kini seiring waktu, perjuangan Tahir yang berusaha lepas dari bayang-bayang keluarga mertuanya pun membuahkan hasil. Tahir kini sangat sukses, bahkan melebihi kesuksesan dan kekayaan keluarga sang taipan.
Per September ini, keluarga Tahir pun masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia peringkat ke-7 menurut Forbes, dengan mengantongi total kekayaan mencapai $5,4 miliar atau sekitar Rp83,4 triliun.
Baca Juga: Kekaguman Dato Sri Tahir pada Sosok Mochtar Riady