Dato Sri Tahir dikenal masyarakat luas sebagai pengusaha kelas kakap pendiri Mayapada Group. Meski dilimpahi kekayaan hingga masuk ke dalam daftar pengusaha terkaya di Tanah Air, Dato Sri Tahir memiliki kepribadian yang begitu dermawan.
Sejak dulu, pria asal Surabaya itu gemar menyumbangkan harta kekayaannya untuk misi kemanusiaan. Bukan hanya di dalam negeri, Tahir melalui yayasan Tahir Foundation juga kerap menyalurkan bantuan ke negara lain yang membutuhkan.
Kedermawanannya membuat Tahir dicintai oleh banyak masyarakat, hingga sering mendapatkan penghargaan dan dianugerahi berbagai gelar kehormatan. Salah satunya, pernah dianugerahi sebagai Warga Kehormatan Brimob pada 2018 lalu.
Menukil dari pemberitaan Antara, bersama sejumlah perwira tinggi Polri, Dato Sri Tahir diberikan anugerah sebagai Warga Kehormatan Brimob tepat pada peringatan HUT Polri ke-73 saat itu.
Komandan Korps Brimob Irjen (Pol) Rudy Sufahriyadi mengungkap alasan pemberian gelar kehormatan kepada Dato Sri Tahir. Diungkap Rudy, kontribusi bos Mayapada Group itu baik berupa saran maupun bantuan konkret, telah memberikan dampak positif bagi Brimob.
"Pak Tahir ini memberikan bantuan yang sangat berharga kepada Pusdik Brimob yang selama ini tidak terjangkau APBN untuk memperbaiki gedung-gedung yang ada," ujar Rudy seperti Olenka kutip, Sabtu (18/1/2025).
Selain itu, Tahir juga telah memberikan dukungan signifikan dalam memperbaiki fasilitas rumah sakit di Pusdik Brimob. Atas dasar kontribusi tersebut, Brimob menganugerahkan gelar warga kehormatan kepada Dato Sri Tahir.
Mendapatkan gelar kehormatan dari Korps Brimob, Tahie menilai bahwa hal tersebut tak sebanding dengan apa yang telah ia terima dari Indonesia. Ia mengungkap bahwa negara telah memberinya banyak, termasuk kesempatan untuk berusaha dan perlindungan selama ini. Tahir merasa, kini adalah waktu yang tepat untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia.
"Sudah waktunya saya memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Saya berusaha membantu para personel Kepolisian yang tertimpa musibah. Misalnya ada yang meninggal, saya berikan rumah untuk kurangi beban penderitaan keluarga yang ditinggalkan," katanya seperti dikutip dari pemberitaan BeritaSatu.
Dato Sri Tahir saat itu juga mengatakan telah berdiskusi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mendata anggota Kepolisian yang menjadi korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Ia memastikan bahwa para korban akan menerima bantuan, baik melalui penyerahan di Palu maupun di Jakarta.
Baca Juga: Membedah Sumber Kekayaan Dato Sri Tahir: Bukan Hanya dari Perbankan, tapi Juga Properti dan Media
Tahir mengungkapkan bahwa terdapat 13 aparat yang menjadi korban berdasarkan data terakhir, dan dengan sukacita ia bersedia membantu mereka. Menurutnya, bantuan ini bukanlah beban, melainkan bentuk rasa syukur atas segala yang telah ia terima dari Indonesia. Ia juga merasa bahwa kontribusinya masih belum sepadan dengan apa yang telah diberikan negeri ini kepadanya.
Dalam sambutannya, Tahir mengaku sudah terbiasa dekat dan menjalin kedekatan dengan para personel Brimob sejak usia remaja. Tepatnya pada usia 16 tahun, di mana ia sering menghabiskan waktu bermain bersama teman-temannya yang merupakan anak-anak dari personel Brimob.
“Sekarang 50 tahun kemudian saya dapat anugerah warga kehormatan. Ini bukan akhir dari pengabdian saya. Anugerah ini merupakan tanggungjawab dan saya tetap akan terus mengabdi," imbuhnya.