Srikandi Energi Indonesia menggelar kegiatan srikandi energi outlook 2024. Acara dengan tema per“Kemandirian energi dan kesetaraan akses menuju Net zero emission 2060” itu dihelat  di aula Gerakan Bhineka Nasionalis, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2024). 

Direktur eksekutif Srikandi Energi Indonesia Annisa Nuril Deanty dalam sambutannya bicara panjang lebar mengenai berbagai upaya menuju net  zero emission. Dia secara khusus menyoroti pelibatan perempuan dalam program ini, baginya kesetaraan gender perlu dilakukan di berbagai lini. 

Baca Juga: Food Estate Diejek Intelek, Prabowo: Masa 280 Juta Rakyat Indonesia harus Bergantung Pada Bangsa Lain?

“Bahwa pengarusutamaan gender pada sektor energi perlu diimplementasikan dalam segala lini kementerian dari mulai perencanaan, anggaran, dan implementasi program harus melihat aspek kesetaraan gender,” kata  Annisa. 

“Perlunya kolaborasi dan penguatan kapasitas antar lembaga, baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah dalam analisa gender dan implementasi Pengarusutamaan gender dalam sektor energi” tambahnya. 

Pernyataan Annisa dibenarkan Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Sahid Junaidi yang hadir sebagai pembicara pada acara itu. Dia mengatakan, komposisi laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan energi terbarukan jelas menjadi hal yang sangat penting. 

“Potensi energi terbarukan di Indonesia yang cukup besar perlu melibatkan peran perempuan dan laki-laki yang seimbang dalam mewujudkan kedaulatan energi,” ujarnya. 

Di tempat yang sama, Communication dan Publik Manager Kementerian ESDM Khoiria Oktaviani mengatakan keterlibatan perempuan di sektor energi memang masih minim, saat ini kat jumlah perempuan yang bergelut di bidang ini baru 32 persen saja. 

“Mereka (perempuan) masih dipandang sebelah mata karena pandangan stereotip bahwa sektor energi adalah pekerjaan laki-laki. Padahal, potensi perempuan untuk terlibat mewujudkan transisi energi terbarukan menuju target nol emisi 2060 sangat besar. Maka Perlu kolaborasi bersama dalam mewujudkan Net zero emission 2060,” ujarnya. 

Di tempat yang sama VP Pertamina Energy Institute Hery Haerudin mengatakan, Pertamina terlibat aktif dalam upaya mencapai net zero emission 2060 mendatang.

Baca Juga: Desas-desus Jokowi Gabung Golkar

Baca Juga: Gelar Indonesia Most Visionary Companies Award 2024, Warta Ekonomi Dukung Perusahaan dengan Ambisi Berkelanjutan

Buktinya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membangun bisnis baru yang meliputi pengembangan energi terbarukan seperti EV charging dan battery swap, natural based solutions, pengembangan hidrogen biru/hijau, pembangunan ekosistem baterai dan EV, Biofuel, CCS/ CCUS terintegrasi, dan bisnis pasar karbon.

“Saat ini pertamina berkomitmen dalam percepatan pencapaian net zero emission,” tegasnya.