Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah terbukti mampu mengelola aset yang luar biasa, bahkan mengalahkan berbagai organisasi keagamaan ternama di dunia. Mengutip data yang dipaparkan goodstats.id, Muhammadiyah berada di posisi ke-4 dari 10 organisasi keagamaan dengan kekayaan terbesar di dunia (satu-satunya organisasi Islam yang masuk dalam daftar).

Di peringkat pertama ada The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints dari organisasi Kristen Amerika Serikat yang memiliki kekayaan sekitar Rp4.305 triliun. Selanjutnya, ada Catholic Church in Germany sebagai perwakilan organisasi Katolik dari Jerman dengan kekayaan yang diperkirakan berkisar antara Rp767 hingga Rp4.315 triliun. Dari agama Hindu, Tirumala Tirupati Devasthanams (TTD) menduduki posisi ketiga sebagai organisasi keagamaan terkaya di dunia dengan kekayaan sekitar Rp505,41 triliun.

Baca Juga: Peran Keluarga Oesman Sapta Odang dalam Kerajaan Bisnis OSO Group

Muhammadiyah sebagai perwakilan dari Indonesia berada di peringkat keempat dengan kekayaan sekitar Rp454,24 triliun. Secara berurutan, organisasi keagamaan lain yang masuk daftar tersebut adalah Catholic Church in Australia (Australia) dengan kekayaan sebesar Rp377,72 triliun; Catholic Church in France (Prancis) dengan kekayaan Rp373,66 triliun; Seventh-day Adventist Church (Amerika Serikat) dengan kekayaan Rp253,44 triliun; Church of England (Inggris) dengan kekayaan Rp224,84 triliun; Church of Sweden (Swedia) dengan kekayaan Rp185,37 triliun; serta Trinity Church (Amerika Serikat) dengan kekayaan Rp97,48 triliun.

Islam Berkemajuan

Berdiri pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 di Kauman, Kota Yogyakarta, Muhammadiyah yang dipimpin KH. Ahmad Dahlan mengusung paham dan ideologi keagamaan yang berpegang pada dakwah, tajdid, serta Islam Berkemajuan yang berpandangan wasathiyah. Dakwah adalah untuk mensyiarkan wajah Islam yang menebar manfaat dan berkeunggulan; tajdid sebagai watak adaptif pemikiran keislaman yang senantiasa selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; serta Islam Berkemajuan yang menjadi karakter wawasan serta praktik beragama ala Muhammadiyah. Dengan Islam Berkemajuan yang berwatak wasathiyah, para anggota Muhammadiyah dituntut untuk mengambil peran dalam memajukan umat dan bangsa di segala bidang secara produktif, berkelanjutan, dan mencerahkan.

Lewat semangat itu, Muhammadiyah mengambil peran di berbagai sektor yang bertujuan pada pengembangan kualitas hidup masyarakat, seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan berbagai amal usaha untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Tidak hanya di dalam negeri, Muhammadiyah telah mendirikan 30 cabang istimewa di luar negeri dan melebarkan kiprah kemanusiaan ke berbagai negara dalam rangka menciptakan perdamaian global dan keadilan sosial. Lini usaha Muhammadiyah dikenal sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).