Tanpa ada maksud mengesampingkan penulis-penulis lain di Indonesia yang juga punya segudang karya mentereng, bagi Anton, Eka Kurniawan adalah satu-satunya penulis yang berada di level berbeda, posisinya tak bisa disetarakan dengan penulis lainnya.

Terpilih menjadi salah satu Global Thinkers of 2015 dari jurnal Foreign Policy pada tahun 2016 dan menjadi penulis Indonesia pertama yang dinominasikan untuk Man Booker International Prize adalah bukti pengakuan dunia internasional pada kehebatan Eka Kurniawan. 

“Dia sudah mendapatkan berbagai penghargaan termasuk penghargaan kelas dunia. Jadi saya kira ini salah satu penantang paling menarik untuk penghargaan nobel sastra dari Indonesia,” ujar Anton. 

Sekedar info, Nobel Sastra adalah penghargaan paling bergengsi yang diberikan kepada para penulis, penyair atau mereka dengan karya penulisan yang dianggap luar biasa. Karya yang diberi penghargaan Nobel Sastra bisa berupa novel, kumpulan puisi, hingga biografi.

Ajang penghargaan ini sudah dilaksanakan secara rutin setiap tahun dan sudah berlangsung sekitar 120an tahun. Di masa lampau, sejumlah nama penulis Indonesia sempat masuk menjadi nominator peraih penghargaan tersebut seperti Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis dan Kuntowijoyo, namun ketiga nama itu masih belum beruntung.