Kekuatan sejati tidak datang dari luar, tetapi tumbuh dari dalam diri. Inilah filosofi hidup yang dipegang teguh oleh Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir, yang menempuh jalan penuh tantangan, tanpa bersandar sepenuhnya pada bantuan orang lain.
Sejak muda, pria bernama asli Ang Tjoen Ming ini telah menunjukkan keinginannya untuk mengandalkan dirinya sendiri. Pengalaman membantu ibunya berdagang pakaian di tengah kerasnya dunia perdagangan menjadi awal dari pembelajaran hidup yang kelak membentuk ketangguhannya.
“Ketika saya membantu Mamah berbelanja untuk bisnis pakaiannya sebagai pedagang kecil, saya sering mendapati diri saya sendirian di tengah belantara perdagangan yang asing bagi saya,” tutur Tahir, dalam buku biografinya yang bertajuk Living Sacrifice karya Alberthiene Endah, dikutip Olenka, Kamis (15/5/2025).
Dikatakan Tahir, ketika dirinya melanjutkan hidup di Singapura, dengan kemampuan bahasa Inggris yang terbatas dan minim dukungan, ia memberanikan diri menjelajahi dunia asing dan tetap bertahan. Di titik itulah ia menyadari bahwa kekuatan yang dibangun dari dalam diri tidak mudah digoyahkan.
“Ketika saya pergi ke Singapura saya terpaksa bertanya-tanya dan memberanikan diri untuk melakukan transaksi dengan menggunakan bahasa Inggris saya yang terbatas. Tidak ada seorang pun yang banyak membantu saya kecuali memberi saya informasi sederhana. Saat itu saya terpaksa memberanikan diri dan mencari sendiri semua yang saya butuhkan. Dan saya berhasil,” ujar Tahir.
Lebih lanjut, suami Rosy Riady ini pun membagikan pelajaran penting dari pengalamannya hidup di Singapura. Dari pengalaman hidup di negeri orang itu,Tahir meyakini bahwa kekuatan sejati tidak datang dari orang lain, melainkan tumbuh dari dalam diri sendiri. Ia menekankan bahwa kita tidak perlu khawatir tentang nasib atau keselamatan diri selama kita memiliki tekad dan kemauan untuk berjuang.
“Pengalaman itu memberi saya keyakinan bahwa kita tidak perlu khawatir tentang diri kita sendiri selama kita bertekad dan bersedia berjuang. Kekuatan yang tumbuh dalam diri kita sendiri akan menjadi pelindung kita yang kuat sedangkan kekuatan yang datang dari ketergantungan kita pada orang lain adalah sangat rapuh,” paparnya.
Menurut Tahir, kekuatan yang lahir dari ketekunan dan usaha pribadi adalah bentuk perlindungan paling kuat yang bisa dimiliki seseorang. Kekuatan ini tidak hanya memberikan rasa aman, tetapi juga membentuk kepercayaan diri yang kokoh.
Sebaliknya, kekuatan yang bersumber dari ketergantungan pada orang lain bersifat rapuh dan mudah hilang. Ketika seseorang terlalu bergantung pada orang lain, sekuat apapun orang tersebut, risiko kehilangan perlindungan sangat besar, terutama jika hubungan itu terganggu oleh kesalahpahaman atau hal lainnya.
“Kekuatan itu mudah direnggut dari kita. Misalnya, ketika kita mengandalkan orang yang sangat kuat, dan kita secara tidak sengaja membuatnya merasa terhina, ada kemungkinan besar dia tidak akan mau melindungi kita lagi. Itu adalah situasi yang sangat rapuh. Di sisi lain, kekuatan yang kita bangun dalam diri kita tetap aman dan tidak ada yang dapat merebutnya dari kita,’ terang Tahir.
Baca Juga: Dato Sri Tahir: Kemewahan Hidup Sejati Bukan soal Harta, Tapi Hati yang Tenang