Lebih lanjut, dr. Frieda menyarankan untuk bridging atau mencampurkan makanan sehat ke dalam makanan yang anak sukai. Misalnya, mencampurkan brokoli dengan telur menjadi omelette atau cheese brokoli kesukaan anak-anak.

“yang ketiga tentu saja diberikan pengertian ya kalau anaknya sudah mulai besar kan dikasih pengertian. Kalau ini memang baik dan harus dikonsumsi setiap hari,” tutur dr. Frieda.

Selain memberikan pengertian, hal yang paling penting dilakukan para orang tua adalah dengan memberikan contoh. Orang tua harus menjadi contoh bagi anak-anak, jika ingin buah hatinya mengonsumsi makanan sehat.

“yang paling penting sih dari orang tua tuh memang menjadi contoh jadi memang harus makan makanan sehat yang buah sayur yang ini kita pengen kasih ke anak-anak tapi kita sendiri juga harus makan tersebut,” jelas dr. Frieda.

dr. Frieda menyarankan agar anak-anak diberi asupan protein yang menjadi sumber makanan utama mereka. Sudah menjadi PR bagi orang tua, khususnya para ibu, untuk menjaga pola atau kebiasaan makan anak di rumah agar sistem pencernaanya terjaga. Seperti tidak mengonsumsi makanan yang terlalu deep fried, terlalu manis, atau bahkan terlalu asin. 

“Lebih ke makanan-makanan yang memang masih kelihatan bentuknya, kelihatan buahnya, sayurnya, dagingnya, semua masih jelas dan tidak terlalu diolah yang berlebihan menggunakan zat-zat kimia maupun dalam kemasan,” kata dr. Frieda.

Selain menjaga asupan makan anak, cara lain untuk menjaga kesehatan pencernaan anak dengan aktivitas fisik, kualitas tidur, dan juga minum air yang cukup.

“dan kurangi stres gitu ya, gak berlebihan. Itu juga berkontribusi terhadap kehidupan atau long lasting-nya si bakteri baik dalam usus,” tukas dr. Frieda.