Presiden Joko Widodo (Jokowi) digadang-gadang bakal menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar setelah partai politik legendaris itu dipimpin Bahlil Lahadalia yang terpilih secara aklamasi sebagai ketum Golkar dalam dalam Munas yang digelar selama beberapa hari belakangan ini.
Bahlil menggantikan posisi Airlangga Hartarto yang sebelumnya secara mendadak mengundurkan diri dari pucuk pimpinan Parpol berlambang pohon Beringin tersebut.
Baca Juga: Jokowi Soal Undang-undang Pilkada: Saya Sangat Menghormati Keputusan MK dan DPR
Terkait desas-desus menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar itu, Jokowi akhirnya angkat bicara. Hanya saja dirinya enggan memberi penjelasan secara terperinci terkait hal itu.
Kepala Negara justru meminta supaya isu tersebut dikonfirmasi ke Golkar, dirinya tak berhak berbicara hal itu karena bukan bagian dari partai tersebut.
“Tanyakan kepada Ketum partai Golkar, jangan tanyakan ke saya," kata Jokowi usai menghadiri penutupan Munas XI Golkar di JCC, Senayan, Jakarta Pusat ditulis Kamis (22/8/2024).
Adapun desas-desus Jokowi menjabat salah satu posisi strategis di Partai Golkar itu sudah mencuat dan menggelinding liar sejak Airlangga mengundurkan diri dari posisi Ketum. Banyak pihak menilai Airlangga dipaksa angkat kaki oleh pihak tertentu yang ingin menguasai partai tersebut.
Di tengah dinamika politik di internal Golkar, Ali Mochtar Ngabalin yang juga kader Golkar mengatakan Jokowi diminta untuk menduduki kursi Dewan Pembina partai tersebut. Permintaan itu diklaim datang dari kader Golkar dari berbagai wilayah.
Baca Juga: Tarik Dukungan untuk Anies, NasDem Mantap Usung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta
Tetapi kabar itu kekinian ditepis Bahlil Lahadalia menepis kabar tersebut. Menteri ESDM itu mengingatkan agar semua pihak tetap berpikir positif.
Ia tak ingin keterpilihannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar terus dikaitkan dengan Jokowi.