"Misal kita berpikir, wah kayaknya di Kalimantan ada 20 ribu orang Batak, potensial juga nih dijual nasi goreng teri medan ke sana. Cuman, permasalahannya belum ada yang suplai teri medan ke sana. Maka, begitu ada pasokan atau suplai teri medan ke sana, saya sebagai pelaku nasi goreng teri medan langsung melihat ada peluang nih. Itu yang disebut peluang melalui suplai atau pasokan baru yang hadir," ucap Pinpin.
Lalu yang keempat adalah tentang cara baru, bagaimana entrepreneur menemukan cara baru untuk menjual nasi goreng teri medan. Entrepreneur dapat membuat membership nasi goreng teri medan untuk anak-anak kos. Jika nasi goreng teri medan umumnya dihargai Rp15.000, harganya dapat menjadi Rp9.000 untuk anak-anak kos. "Ambil profitnya tipis aja, tapi karena membership pembayarannya bulanan. Jadi, kita bisa sudah mendapat cash di awal," tuturnya.
Baca Juga: Pinpin Bhaktiar: Setiap Pelaku Usaha Belum Tentu Seorang Entrepreneur
Yang terakhir adalah dengan membuka organisasi bisnis baru. Sebagai contoh, dengan nasi goreng teri medan, seorang entrepreneur membuka Sumut Food, yakni kuliner untuk warga Sumatera Utara.
"Berbicara kuliner buat warga Sumatera Utara, di sana Bataknya saja ada lima suku, ada juga Melayu, ada Jawa, ada India. Dengan begitu, akan ada bermacam-macam cita rasa makanan Sumatera Utara yang bisa ditambahkan ke nasi goreng teri medan di resto kita ini. Memang bisa seperti itu? Kalau teman-teman tahu, Es Teler 77 itu yang favoritnya justru mie ayam dan nasi gorengnya. Walaupun namanya es teler, bukan berarti konsumsi utamanya adalah es teler," jelas Pinpin.
"Jadi, bagi seorang enterpreneur akan ada 1001 peluang kedua dengan mengutak-atik lima hal itu saja. Jangan khawatir, tetap semangat selalu!" pungkasnya.