Keluarga merupakan harta yang berharga, dan mempersiapkan masa depan finansial yang lebih baik bisa menjadi salah satu cara menunjukkan rasa cinta kepada orang tersayang. Tak hanya dengan menabung dan berinvestasi, proteksi diri sekaligus aset juga perlu ikut direncanakan secara matang.

Mulai dari mengetahui tujuan-tujuan keuangan, mengatur pengeluaran dan pendapatan, serta diversifikasi portofolio investasi. Jangan lupa juga, kadang hidup memberikan banyak kejutan sehingga memilih asuransi yang tepat perlu dipersiapkan sebagai bentuk rasa sayang kepada keberlanjutan kehidupan keluarga kita. Oleh karena itu, manajemen finansial secara syariah dapat membantu masyarakat mempersiapkan keuangan dalam menghadapi berbagai risiko untuk melindungi keluarga.

“Terkadang dalam pengelolaan finansial, kita fokus mengumpulkan dana dan menabung, namun lupa akan pentingnya melindungi diri dan kekayaan. Melalui manajemen keuangan syariah dengan lima pilar utamanya, termasuk Wealth Preservation, masyarakat kini dapat memiliki akses dan kemudahan terhadap berbagai produk perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah untuk menjaga nilai aset dan melindungi diri sendiri dan keluarga, tidak hanya selama di dunia, namun hingga saat kita berpulang," ujar Direktur Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia, Romy Buchari, dalam rilis yang diterima Olenka.id, Senin (8/7/2024).

"Dengan begitu, kita bisa menjaga kondisi keuangan keluarga tetap stabil dan mempersiapkan masa depan keluarga yang ditinggalkan dengan lebih baik.," tambahnya.

Ingin menjaga kondisi keuangan keluarga tetap stabil? Mari simak lima tipsnya berikut ini!

1. Manajemen utang yang efektif dan bijaksana

Di tengah berbagai tantangan perekonomian global, dibutuhkan pondasi yang kuat untuk melindungi keuangan keluarga. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan salah satu prinsip utama dalam manajemen keuangan syariah, yaitu menghindari utang yang tidak diperlukan.

Siapkan manajemen utang yang efektif, pastikan rasio cicilan terhadap pendapatan tidak melebihi 30% dengan mendahulukan cicilan produktif dibanding cicilan konsumtif untuk menjaga kondisi keuangan keluarga jangka panjang.

Jangan lupa untuk selalu membayar utang tepat waktu dan mempertimbangkan dengan baik sebelum melakukan pembelian, sehingga cicilan bulanan yang harus dibayar tidak akan megganggu cash flow keuangan bulanan dan tujuan finansial dapat dicapai dengan lebih cepat tanpa memiliki beban utang.

Baca Juga: Unit Usaha Syariah Bank DKI Siap Dukung Transaksi Perbankan Muhammadiyah DKI Jakarta

2. Menyisihkan penghasilan untuk dana darurat

Dana darurat dan tabungan merupakan dua komponen yang berbeda dalam pengelolaan keuangan. Jika tabungan ditujukan untuk mewujudkan rencana atau kebutuhan tertentu dalam keluarga, baik jangka pendek maupun panjang, maka dana darurat merupakan uang yang khusus dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak di masa mendatang.

Sebagai bentuk antisipasi dan proteksi terhadap keluarga, sisihkan sebagian dari total pemasukan setiap bulannya ke dalam alokasi dana darurat. Idealnya sebelum memulai berinvestasi, masyarakat harus memiliki dana darurat sebesar 3-6x pengeluaran rutin bulanan sehingga dapat mempersiapkan keuangan saat dihadapkan dengan situasi yang tidak diinginkan.