Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat iklim investasi di DKI Jakarta.
Kepada awak media usai gelaran acara Jakarta Investment Festival Summit 2025, Rosan menyampaikan bahwa Jakarta saat ini menjadi lokasi investasi terbesar kedua nasional, dengan nilai investasi mencapai Rp 140 triliun pada semester pertama 2025.
“Acara ini sangat penting dan sangat align dengan kepentingan kami di bidang investasi. Karena banyak sekali program-program yang dapat dikolaborasikan, seperti yang tadi disampaikan oleh Pak Gubernur,” tutur Rosan, di Hotel The St. Regis, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Selain investasi dalam negeri, Rosan menyebutkan bahwa nilai investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) yang masuk ke Jakarta mencapai 3,6 miliar dolar AS pada semester pertama 2025.
Angka ini, kata dia, menunjukkan peran signifikan Jakarta dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kontribusinya sangat besar terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Jakarta menjadi salah satu motor penggerak investasi nasional,” kata Rosan.
Rosan melanjutkan, pemerintah pusat dan daerah juga akan memperkuat sinergi pada sejumlah proyek infrastruktur strategis, salah satunya pengelolaan sampah menjadi energi (waste to energy).
Program ini akan dijalankan secara transparan oleh pemerintah daerah dengan dukungan kementerian dan lembaga terkait.
“Kita akan mulai program ini pada awal November. Sosialisasi sudah dilakukan sejak satu bulan lalu kepada pemerintah daerah. Harapannya, dampaknya tidak hanya pada ketahanan energi, tapi juga sangat positif terhadap kesehatan masyarakat,” jelas Rosan.
Selain itu, Rosan juga menyinggung rencana pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa di kawasan utara Pulau Jawa.
Proyek ini menjadi salah satu program strategis nasional untuk mengantisipasi penurunan permukaan tanah sebesar 10–12 sentimeter per tahun, yang berpotensi memengaruhi lebih dari 50 juta penduduk di wilayah pesisir utara.
“Pembangunan tanggul raksasa ini menjadi langkah krusial untuk melindungi kawasan utara dari dampak penurunan tanah dan potensi banjir rob. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal perlindungan terhadap kehidupan jutaan orang,” ujarnya.
Rosan menuturkan, Pemerintah meyakini proyek-proyek strategis ini akan memberi manfaat jangka panjang, bukan hanya dari sisi ekonomi dan energi, tetapi juga lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Menurutnya, langkah kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta menjadi kunci dalam mewujudkan visi pembangunan kota yang tangguh dan berkelanjutan.
“Kita yakini program-program ini akan memberikan asas manfaat yang luar biasa bagi masyarakat. Ini investasi untuk masa depan,” tegas Rosan.
Baca Juga: Rosan Roeslani: Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Jadi Fondasi Jakarta Sebagai Magnet Investasi
Di kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam pembangunan infrastruktur strategis.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Rosan Roeslani di Jakarta Investment Festival Summit 2025.
“Saya sangat berterima kasih atas kehadiran Bapak Menteri Investasi karena saya tahu bahwa Jakarta bisa berkolaborasi dengan pemerintah pusat,” ujar Pramono.
Dalam kolaborasi tersebut, kata Pramono, ada dua proyek utama yang menjadi perhatian, yakni pembangkit listrik tenaga sampah (waste to energy) dan pembangunan giant sea wall atau tanggul raksasa di utara Jakarta.
Kedua proyek ini dipandang sangat penting untuk menjawab tantangan lingkungan dan infrastruktur kota metropolitan.
“Banyak hal yang akan dikerjakan bersama seperti yang tadi disampaikan Pak Menteri, di antaranya adalah energi listrik pembangkit tenaga sampah dan giant sea wall. Ada bagian yang ditugaskan kepada pemerintah Jakarta, dan mudah-mudahan prosesnya segera selesai,” tutur Pramono.
Pramono menyebutkan bahwa pihaknya akan segera duduk bersama dengan Kementerian Investasi untuk mempercepat pengambilan keputusan terkait proyek-proyek tersebut, terutama pembangkit listrik tenaga sampah yang dinilai strategis dalam mengatasi permasalahan sampah di ibu kota.
Ia pun menyampaikan, Jakarta saat ini menghasilkan sekitar 8.000 ton sampah setiap hari. Selain itu, terdapat timbunan sampah sebanyak 55 juta ton di Bantar Gebang yang selama ini menjadi lokasi pembuangan utama.
“Seperti yang disampaikan Pak Menteri, Jakarta sekarang ini harian sampahnya ada 8 ribu ton kurang lebih dan kami punya stok di Bantar Gebang 55 juta ton. Dan inilah yang merupakan harta karun,” ungkap Pramono.
Dikatakan Pranomo, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memandang bahwa pengelolaan sampah bukan sekadar persoalan lingkungan, tetapi juga peluang strategis untuk menciptakan energi terbarukan yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
“Mudah-mudahan segera bisa kita manfaatkan bersama untuk kemajuan bangsa ini,” tambahnya.
Terakhir, Pramono pun berharap, dengan dukungan pemerintah pusat, pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah dan giant sea wall diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap ketahanan energi, pengendalian banjir, serta kualitas lingkungan hidup di Jakarta.
Proyek-proyek ini juga diharapkan menjadi model kolaborasi kota-pusat yang efektif dalam mempercepat pembangunan berkelanjutan.
“Kami yakin kerja sama ini akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi kedua belah pihak, terutama bagi Jakarta,” tandas Pramono.
Baca Juga: JIF 2025: Langkah Besar Jakarta Menuju Kota Global