Era Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat hampir di semua bidang. Hal itu berdampak di masa recovery saat ini, atau yang sering disebut sebagai masa post-Covid. Kecenderungan masyarakat pada hal-hal yang menjadi prioritas pun mengalami perubahan.
Krisetiadi Purwanto selaku Market Lead for Customer Succes, NielsonIQ, Indonesia, menjabarkan tiga pos pengeluaran teratas masyarakat Indonesia. Ketiga hal tersebut, menurutnya, adalah transportasi, edukasi, dan kesenangan.
Baca Juga: DSC Season 14 Lahirkan Entrepreneur Muda Berkarakter, Ciptakan Bisnis Berkelanjutan
"Kami pelajari gaya belanja masyarakat Indonesia. Data terakhir yang kami punya, di Q3/2023, ada 3 prioritas spending (pos pengeluaran) yang konsisten ditunjukkan di berbagai tingkat sosial-ekonomi: Pertama, transportasi; Kedua, edukasi; Ketiga, leisure atau yang bersifat kesenangan," jelasnya dalam konferensi pers FHA-Food & Beverage 2024 yang diadakan di Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Pos nomor tiga itu, menurut Kris, cukup menarik karena baru terlihat di 2023. Pengeluaran leisure yang dimaksud adalah pengeluaran yang bersifat menghibur diri di waktu senggang, untuk senang-senang. Faktor utamanya ialah inflasi dan kembalinya mobilisasi masyarakat usai pandemi Covid-19. "Hasil itu kami dapat dengan men-tracking lebih dari 10.000 rumah tangga di seluruh Indonesia," kata Kris.
Aktivitas leisure tersebut paling banyak dialokasikan pada traveling. Selain itu, masyarakat juga mengalokasikan dana belanja mereka di produk makanan dan minuman. Karenanya, bisnis Food & Beverage (F&B) kini makin menggeliat.
"Dari fenomena ini, kami punya hipotesis bahwa tekanan yang dialami oleh keluarga di Indonesia sekarang memang cukup berat sehingga mereka butuh penghibur diri. Di dunia retail, kami melihat temanya sama, kategori seperti candies, chocolates, snack, beverages, tumbuh lebih cepat. Ngemil menjadi semacam small indulgence (kesenangan kecil). Kalau tidak bisa ke mana-mana, ya ngemil aja," terangnya.