Dalam upaya menurunkan berat badan, banyak orang mulai selektif dalam memilih makanan dan minuman, termasuk susu. Namun, tidak semua jenis susu cocok untuk dikonsumsi saat menjalani diet. Kandungan lemak yang berbeda-beda pada tiap jenis susu justru bisa menjadi jebakan tersembunyi bagi mereka yang ingin membakar lemak tubuh.

Ahli gizi klinis ternama, Rita Ramayulis, menjelaskan bahwa secara umum susu terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan kandungan lemaknya, yaitu susu full cream, low fat, dan non-fat. Dari ketiganya, susu non-fat atau skim milk adalah yang paling direkomendasikan bagi orang yang sedang menjalani program diet.

Baca Juga: Ahli Gizi Ingatkan Bahaya Minum Susu 2 Liter Per Hari, Ini Risikonya!

“Susu non-fat hanya mengandung lemak sekitar 0,1 sampai 0,2 persen. Sangat rendah dibandingkan low fat yang 1–2 persen, apalagi full cream yang bisa mencapai 3–4 persen,” ujar Rita kepada Olenka yang dikutip Jumat (20/06/2025).

Ia menambahkan bahwa lemak pada susu full cream tergolong tinggi, sehingga tidak disarankan bagi mereka yang sedang dalam fase penurunan berat badan.

Lebih lanjut, Rita memaparkan bahwa kebutuhan akan kalsium justru meningkat saat seseorang berdiet. Hal ini karena kalsium memiliki peran penting dalam mempercepat proses oksidasi lemak.

Baca Juga: 7 Jenis Susu yang Paling Sehat Menurut Ahli Diet, Apa Saja?

“Jika tubuh butuh kalsium, maka asupan susu harus tetap cukup. Tapi agar tidak menambah lemak, maka pilihlah susu yang non-fat,” jelasnya.

Ia menyarankan agar konsumen mencari label seperti “non-fat”, “skim”, atau “skimmed milk” pada kemasan susu. Label tersebut menunjukkan bahwa susu tersebut telah diproses untuk menghilangkan kandungan lemaknya.

“Mau susu segar atau susu fortifikasi, yang penting non-fat. Itu yang aman untuk dikonsumsi dalam jumlah cukup selama diet,” tambahnya.

Baca Juga: Collagena: Rekomendasi Susu Steril untuk Penuhi Kebutuhan Kolagen, Plusnya Bikin Awet Muda

Selain membahas kandungan gizi, Rita juga menyoroti kekeliruan umum dalam menyebut minuman berwarna putih sebagai “susu”. Menurutnya, susu secara ilmiah adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar ambing hewan mamalia, seperti sapi, kambing, atau kerbau. Sementara minuman dari bahan nabati seperti kedelai dan oat lebih tepat disebut sebagai sari kedelai atau sari oat.

“Orang sering salah kaprah. Disebut susu karena warnanya putih, padahal yang dari kedelai dan oat itu bukan susu secara biologis. Itu sari, bukan hasil dari kelenjar mame atau ambing,” tegas Rita.

Dengan pemahaman yang benar soal jenis susu dan kandungan gizinya, masyarakat diharapkan bisa lebih bijak dalam memilih produk susu yang sesuai kebutuhan. Terutama bagi mereka yang tengah menjalani diet atau ingin menjaga berat badan ideal, memilih susu non-fat bukan hanya soal rendah lemak, tapi juga bagian dari strategi mempercepat pembakaran lemak tubuh secara alami.