Perusahaan induk investasi PT Indika Energy Tbk. (Perseroan) mencatatkan Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$21,0 juta di paruh pertama tahun 2024. Dibandingkan kinerja kuartalan (quarter-on-quarter/qoq), Indika Energy mencatat pertumbuhan pendapatan 10,9% menjadi US$629,4 juta pada Q2/2024 dibandingkan US$567,3 juta pada Q1/2024.
Sementara itu, Laba Operasi tumbuh 35,5% menjadi US$61,6 juta pada Q2/2024 dibandingkan US$45,4 juta pada Q1/2024, didukung pertumbuhan volume produksi Kideco sebesar 11,7% menjadi 7,9 juta ton pada Q2/2024 dibandingkan 7 juta ton pada Q1/2024. Namun, kinerja tertahan oleh hal yang non-recurring sebagian besar karena divestasi MUTU, kerugian selisih kurs (sebagian besar belum direalisasi), dan biaya terkait tender offer obligasi 2025.
Baca Juga: Meroket! Kinerja IFG Life Melonjak 334% Selama Semester I/2024
"Indika Energy terus mengkaji strategi operasional untuk memastikan dapat selalu beradaptasi dengan situasi yang dinamis dan terus berkembang. Kami percaya bahwa diversifikasi portofolio perusahaan akan memberikan hasil positif dalam jangka panjang dan nilai tambah yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholders," tutur Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy, dikutip Selasa (6/8/2024).
Sementara itu, dibandingkan kinerja tahunan (year-on-year/yoy), sepanjang paruh pertama tahun 2024, Indika Energy membukukan pendapatan US$1.196,7 juta, atau menurun 28,5% dari US$1.673,2 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan Pendapatan terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari Kideco dan Indika Indonesia Resources akibat penurunan harga jual batu bara Kideco dan divestasi Multi Tambangjaya Utama (MUTU). Volume penjualan Kideco 14,8 juta ton dengan 37% di antaranya, sebesar 5,5 juta ton batu bara, dipasarkan untuk pasar domestik, melebihi Domestic Market Obligation (DMO) batu bara sebesar 25%.
Sementara itu, volume penjualan batu bara untuk pasar ekspor mencapai 63% dengan negara tujuan China, India, Korea Selatan, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Pada tahun 2024, kinerja MUTU hanya dikonsolidasikan selama 2 bulan setelah diselesaikannya proses divestasi pada Februari 2024.
Laba Kotor turun 43,0% menjadi US$199,5 juta pada Semester I/2024 dari US$349,9 di Semester I/2023. Margin Kotor Konsolidasi turun menjadi 16,7% dari 20,9% pada Semester I/2023. Sementara, Beban Penjualan, Umum, dan Administrasi Perseroan turun 32,7% menjadi US$92,5 juta di paruh pertama tahun 2024 dari US$137,4 juta di Semester I/2023.
Laba Bersih Periode Berjalan yang dapat diatribusikan Indika Energy kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$21,0 juta dan Laba Inti sebesar US$21,0 juta pada semester pertama tahun ini.
Sepanjang Semester I/2024, Indika Energy mengeluarkan dana sebesar US$47,7 juta untuk belanja modal (capex) dengan 77% di antaranya digunakan untuk mengembangkan bisnis non-batu bara termasuk Indika Mineral Investindo (terutama untuk proyek Awak Mas) sebesar US$28,7 juta, Indika Nature US$3,1 juta, dan selebihnya untuk Ilectra Motor Group (IMG) dan KALISTA.