ID Humanity Dompet Dhuafa melalui Layanan Dakwah Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) memberangkatkan 300 dai-dai pilihan ke mancanegara dan berbagai daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) di Indonesia dari kantor Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan, Kamis, (27/02/2025).
Para Dai Melintas Batas Dompet Dhuafa tahun 2025 ini dilepas langsung oleh Inisiator, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR), Parni Hadi; Wakil Menteri Luar Negeri RI, Muhammad Anis Matta; Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, Prof. Waryono Abdul Ghofur; Ketua Dewan Pengurus YDDR, Ahmad Juwaini; dan Direktur Sosial, Kemanusiaan, dan Dakwah YDDR, Ahmad Shonhaji.
Baca Juga: BPKH dan Dompet Dhuafa Salurkan 1300 Paket Bantuan untuk Penyintas Terdampak Tanah Gerak Cianjur
Parni Hadi dalam sambutannya memberikan semangat dan menekankan dai untuk mengemban misi perdamaian. Bahkan berharap bahwa misi tersebut dapat menjadi sebuah riwayat/memoar yang terdokumentasikan hingga bisa menginspirasi masyarakat serta membawa perdamaian kepada dunia.
“Selamat bertugas. Ajak juga orang-orang untuk tersenyum. Tunjukkan bahwa orang Islam murah senyum. Mari kita bangun dunia ini dengan semangat perdamaian. Cara paling mudah, tersenyum,” ujar Parni Hadi.
Selama sepekan para dai ini telah mengenyam desiminasi visi-misi dan metode dakwah Dompet Dhuafa. Mulai model dakwah yang memuat aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya, hingga sosial kemanusiaan.
Secara garis besar metode dakwah yang diajarkan adalah dakwah cinta kasih atau welas kasih. Hal ini adalah ciri khas dakwah yang dimiliki Dompet Dhuafa.
Dunia global sangat membutuhkan kontribusi kemanusiaan dengan pendekatan perdamaian. Bahwa perdamaian merupakan hak segala warga dunia. Dengan demikian merupakan tanggung jawab warga dunia dalam membangun lingkungan yang mampu mengayomi dan melindungi serta mensejahterakan masyarakat di seluruh dunia.
“Sudah saatnya bagi Dompet Dhuafa untuk menjadi organisasi kemanusiaan internasional dan mulai bekerja di wilayah yang lebih luas karena yang membutuhkan kontribusi kita ini luar biasa banyaknya. Dan saya kira pengiriman dai ini merupakan satu tradisi yang luar biasa bagusnya, membangun di kalangan para dai Indonesia sense of internationalism, sebuah sense bahwa kita ini adalah bagian dari warga dunia,” dorong Muhammad Anis Matta dalam sambutannya.
Sebanyak 300 Dai Melintas Batas Dompet Dhuafa yang ditugaskan di antaranya 16 dai untuk 11 negara yang menjadi tujuan program Dai Ambassador 2025 ini yaitu Australia, Filipina, Hongkong, Jepang, Yunani, Korea Selatan, Perancis, Noumea, Selandia Baru, Thailand, dan Timor Leste; Dai Bina Sahabat Pedalaman (BSP) ada 5 dai di 3 titik mandiri dan berdaya (MADAYA); Dai Transformatif ada 51 dai; Dai Kawasan ada 9 dai; Dai Pembina Mualaf (PEMULIA) ada 49 dai; Dai Corps Dakwah Pedesaan (CDP) ada 8 dai; Dai Pusat Belajar Mengaji (PBM) ada 132 dai; Dai Perkantoran ada 30 dai.
Menurut Ahmad Shonhaji program dakwah merupakan salah satu ujung tombak kemanusiaan dalam menyampaikan syiar dakwah-dakwah tentang perdamaian,“Ada yang ke Australia, Filipina, Hongkong, Jepang, Yunani, Korea Selatan, Perancis, Noumea, Selandia Baru, Thailand, dan Timor Leste. Semua ini merupakan satu ikhtiar Dompet Dhuafa sebagai ujung tombak kemanusiaan dalam menyampaikan syiar dakwah (perdamaian)."
Dai Ambassador 2025 penugasan Jepang, Dr. Firman Mansir menuturkan bahwa semangat dakwah yang penuh kasih sayang yang tulus dan mengharapkan kebaikan untuk semesta alam dan seisinya, termasuk seluruh makhluk hidupnya, merupakan jawaban dalam membangun dunia yang damai.
“Tentu kita tahu bahwa isu islamofobia sangat tinggi, maka saya punya keinginan memberikan sebuah penjelasan bahwa ternyata islam itu rahmatan lil a’lamin,” pungkas Dr. Firman.
Harapan dari program Dai Ambassador ini, mampu menginisiasi pusat belajar mengaji di luar negeri. Bisa berbentuk jemaah komunitas. Dengan demikian mampu mewariskan dan menjaga nilai-nilai keislaman yang damai di seluruh penjuru dunia.