Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan jika kenaikan anggaran untuk Program Sawit Rakyat (PSR) yang menjadi Rp60 juta per hektar (ha), untuk mempercepat proses peremajaan.
Ia juga mengatakan dari 180 ribu ha PSR yang ditargetkan, realisasi PSR rata-rata mencapai 50 ribu ha per tahun.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 7 Khasiat Minyak Kelapa Sawit Bagi Kesehatan Tubuh
Menurutnya, angka tersebut masih cukup jauh dari yang diharapkan. Karena itu, kenaikan dana hibah utuk PSR ini akan dimulai pada Mei 2024 tahun ini.
"Kita berharap dengan kenaikan biaya menjadi Rp 60 juta itu nanti tidak hanya di tahun pertama, tapi tahun kedua dan ketiga bisa dibiayai untuk penghidupan para pekebun," ujarnya, dalam Rapat Koordinasi Nasional Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan 2019-2024, di Jakarta.
Baca Juga: Potensi Pasar Minyak Sawit di Cina: Ada Kemungkinan Permintaan Tinggi Beberapa Tahun ke Depan
Lebih lanjut, Airlangga menyebut pecepatan peremajaan tersebut perlu dikebut guna menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas strategis nasional.
Tercatat, pada 2023 ekspor kelapa sawit tercatat mencapai 28,45 miliar dolar (Rp451 triliun) atau mendekati 12 persen dari ekspor nonmigas.
"Kelapa sawit juga merupakan penggerak perekonomian di wilayah penghasil kelapa sawit dan juga memberikan kemajuan di pedesaan maupun mengurangi tingkat kemiskinan," tukasnya.
Sementara itu, pemerintah sendiri telah menyalurkan dana untuk PSR melalui Badan Pengelola Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp9,25 triliun sejak 2016.