Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka terus bersafari menjalankan program makan bergizi gratis (MBG), program unggulannya bersama Presiden terpilih, Prabowo Subianto ke berbagai sekolah.
Kali ini, Gibran melakukan uji coba di SDN Klampis Ngasem III, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (01/08/2024) didampingi oleh mantan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya, Emil Elestianto Dardak, bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Selain Surabaya, Gibran bersama pemerintah terkait lainnya telah melakukan uji coba di berbagai daerah lain, seperti Surakarta, dan Sentul.
Lantas, setelah dilakukan uji coba tersebut, bagaimana hasil dan kelanjutan dari program MBG itu? Akankah berjalan efektif dan mampu membangkitkan ekonomi masyarakat? Berikut Olenka telah merangkum informasinya pada Jumat (02/08/2024):
Miliki Multiplier Effect terhadap Ekonomi Masyarakat
Saat berkunjung ke Surabaya, Gibran mengatakan, program unggulannya ini memiliki multiplier effect terhadap ekonomi masyarakat. Ia menyebut, kelompok usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan ojek online atau ojol adalah pihak yang nantinya akan turut terlibat dalam ekosistem programnya.
Baca Juga: Wamentan Janji Tak Impor Susu untuk Program Makan Gratis
"UMKM-nya dapet (keuntungan), anak-anaknya dapet, ojeknya dapet, jadi multiplier effect," jelas Gibran seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima Olenka.
Senada dengan Gibran, Khofifah juga angkat suara soal multiplier effect dari program makan siang gratis. Dia meyakini, ada efek yang sangat luar biasa bagi ekonomi di wilayah yang menjalankan program tersebut.
"Jadi kita bisa membayangkan kalau UKM-UKM bisa mendapatkan pesanan 100 boks setiap hari, akan ada pertumbuhan ekonomi di lingkungan UKM. Kemudian proses pengantarannya dari dapur ke sekolah-sekolah melalui ojol, itu artinya menjadi sumber income bagi driver ojol. Jadi multi efek ekonomi yang akan tumbuh dari program ini luar biasa," kata Khofifah.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut ada lima UMKM yang dilibatkan dalam pembagian makan siang gratis untuk siswa tersebut.
Baca Juga: Menko Muhadjir Terbang ke Brazil untuk Belajar Program Makan Siang Gratis
”Jadi di Surabaya ketika ada UMKM, UMKM-nya sudah dicek mendapatkan sertifikat dari dinas kebersihan terkait sanitasi dan lainnya. Yang kedua, makanan ada menu-menu yang ada kandungan gizinya. Yang mengeluarkan adalah dinas kesehatan, sekaligus ini mengurangi gizi buruk, stunting,” terang Eri.
Evaluasi dari Berbagai Daerah
Mantan Walikota Solo ini juga mengklaim bahwa uji coba yang dilakukan di Surabaya adalah bentuk evaluasi dari daerah-daerah lain terdahulu sehingga berjalan baik. Setelah menjalankan uji coba di Sentul dan Surakarta, Gibran mendengar masukan dari pengamat, orang tua, hingga warganet, terkait masalah sampah dari kemasan makanan.
"Untuk yang di Surabaya ini hasil kemarin mengevaluasi uji coba yang dilakukan di Sentul, di Surakarta. Banyak sekali yang kita evaluasi dan di Surabaya ini menjadi salah satu yang terbaik, karena SOP-nya sudah berjalan," ungkapnya.
"(Terkait sampah makanan), di Surabaya kebetulan Pak Wali Kota sudah menemukan solusi. Jadi, ke depan apa yang sudah dijalankan di Surabaya mungkin akan diterapkan di kota lain," ujar Gibran.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Diyakini Tingkatkan Peran Koperasi dan Petani Lokal
Setelah uji coba berjalan baik di beberapa daerah pulau Jawa, dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakannya di Kota Tangerang, Banteng. Selanjutnya, uji coba pemberian makanan gratis akan dilakukan di luar Pulau Jawa.
”Kami akan evaluasi terus sampai bulan Oktober. Nanti silakan dinas kesehatan, sekolah, orang tua, murid, dari UMKM, kami mohon masukannya, yang jelas kami ingin menyediakan baik, gizi yang baik untuk anak-anak kita. Food security akan kami jaga benar agar tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan,” aku Gibran.
Menu yang Disajikan dan Anggaran yang Digelontorkan
Saat berbicara tentang menu yang disajikan untuk para siswa, Gibran mengaku pihaknya telah mengaturnya sesuai daerah masing-masing. Hal tersebut juga akan mempengaruhi anggaran yang digelontorkan.
Dalam uji coba makan siang gratis di Surabaya, makanan yang diberikan seharga Rp15 ribu, dengan menu ayam saus manis, sayur, melon, nasi, dan susu. Gibran menegaskan anggaran untuk satu porsi makanan berbeda di tiap daerah.
Mengenai apakah model yang diterapkan di Surabaya akan juga diterapkan di skala nasional, Gibran mengatakan, saat ini masih uji coba. ”Saya juga belum dilantik, saya pengin mendapatkan masukan dari teman-teman semua,” tutur Gibran.
Baca Juga: Bukan Rp7.500, Gibran Tegaskan Anggaran Makan Siang Gratis Rp15.000
Anggaran uji coba program makan bergizi gratis, kata Gibran, berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan swasta. Artinya tidak menggunakan dana pemerintah.
"CSR (anggaran program makan gratis). Dari Gojek. Jadi, sekali lagi yang hari ini, UMKM-nya dapat, murid-muridnya dapat, ojolnya dapat, benar-benar multiplayer efect luar biasa," jelasnya.
Secara terpisah, uji coba juga dilakukan di SDN Sukasari 4 Tangerang. Pj Wali Kota Tangeramh Nurdin mengatakan, uji coba ini menggunakan dana makan dan minum Biaya Operasional Sekolah (BOS) daerah, sebesar Rp17.500 per anak.
Ia mengatakan dengan dana sebesar itu, setiap anak disuguhkan nasi, sayur, daging cincang, susu dan pepaya. Pelaksanaan uji coba dilakukan saat istirahat makan siang.
"Menurut kami sudah sangat luar biasa menu makanan yang diberikan dari sisi rasa, variasi menunya. Kami pastikan semua sesuai standar yang diberikan," ujarnya di Tangerang.
Baca Juga: Jubir Prabowo Blak-blakan Soal Sumber Anggaran Makan Bergizi Gratis
Di lain kesempatan, Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi Hasan Nasbi menyebutkan program makan siang gratis atau makan bergizi gratis baru disimpulkan sampai alokasi anggaran senilai Rp71 triliun pada 2025.
Dia juga menuturkan sejauh ini pihaknya masih melakukan riset dan uji coba atau pilot project terkait program makan bergizi gratis ini. Nantinya, hasil uji coba ini bakal menjadi landasan untuk mencapai kesimpulan mulai dari harga hingga menu makanan untuk tiap anak.
Nah, setelah melihat data-data di atas, bagaimana tanggapanmu, Growthmates?