Kanker serviks merupakan salah satu penyakit dengan tingkat kematian tertinggi. Berdasarkan data The International Agency for Research on Cancer (IARC), pada tahun 2022 terdapat 408.661 kasus baru dan sebanyak 242.988 kematian di Indonesia.
Selain itu, diprediksi terjadi peningkatan kasus kanker pada tahun 2050 sebesar 77 persen. PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) memperhatikan isu tersebut.
Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2025, Kalbe mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan perempuan terkait kanker serviks, karena kanker serviks dapat dicegah.
Medical Sr. Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Farica Noviana Kartawijaya, menuturkan, deteksi dini kanker serviks dapat memperbesar peluang keberhasilan terapi, hingga mencegah kanker serviks yang lebih parah, dan juga dapat mendeteksi perubahan sel yang bisa berkembang menjadi kanker, serta mengurangi risiko penyebaran kanker.
“Kalau kita mengobati kanker pada tahap awal, berarti lebih sedikit kemungkinan komplikasi atau efek samping yang berat akibat pengobatan yang intensif. Sehingga pasien memiliki kesempatan untuk mendapatkan hari-hari mereka dengan kualitas hidup yang lebih baik,” dr. Farica Noviana Kartawijaya dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk.
dr. Farica menuturkan, kanker serviks merupakan jenis kanker yang berkembang di leher rahim (serviks) yang menghubungkan rahim dengan vagina. Penyebab utama kanker serviks ini adalah infeksi virus HPV (human papillomavirus).
"Virus ini menyebar karena kontak seksual dan tipe virus terbanyak penyebab kanker serviks adalah subtipe 16 & 18. Apabila virus ini ditemukan dalam stadium awal atau dini, maka peluang sembuhnya akan lebih besar," ujarnya.
Selanjutnya, jika sudah mencapai tahap remisi atau tidak ditemukan sel kanker saat pemeriksaan radiologis, survivor/pejuang kanker harus tetap monitoring kondisi tubuh. Sebab, mungkin sel kanker dapat tidur dalam jangka waktu yang lama dan terbangun pada suatu saat. Ketika pejuang kanker tetap dalam kondisi remisi/tidak ditemukan sel kanker dengan pemeriksaan radiologis dalam jangka waktu 5-10 tahun, monitoring harus tetap dilakukan.
Gejala awal kanker serviks sering kali tidak terlalu jelas, bahkan tidak muncul sama sekali. Namun, beberapa gejala perlu diwaspadai, seperti perdarahan yang abnormal,misalnya perdarahan di luar siklus menstruasi atau perdarahan setelah berhubungan seksual. Juga, nyeri panggul.
Kemudian, jika terjadi perubahan dalam siklus menstruasi, misalnya periode menstruasi menjadi lebih lama atau lebih berat dari biasanya dan terjadinya keputihan yang tidak normal. Lantaran gejala yang tidak terlalu jelas, maka sering kali kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut. “Jika terjadi gejala-gejala tersebut, harus segera ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini seperti tes HPV atau pap smear juga penting dilakukan,” imbau dr. Farica.
Baca Juga: Kalbe Farma Dukung Upaya Deteksi Dini dan Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir