Studi tersebut berdasarkan pada evaluasi 2513 anak dari kelompok anak-anak tahun 90-an Universitas Bristol yang diikuti sejak usia 11 hingga 24 tahun. Tekanan darah, waktu sedentary, aktivitas fisik ringan, dan aktivitas fisik sedang hingga berat yang dilakukan anak-anak tersebut diukur pada usia 11, 15, dan 24 tahun.
Awalnya, para peserta menghabiskan enam jam setiap hari untuk berdiam diri, enam jam untuk aktivitas fisik ringan, dan sekitar 55 menit untuk aktivitas fisik sedang hingga berat. Menjelang dewasa muda, polanya berubah menjadi sembilan jam untuk berdiam diri, tiga jam untuk aktivitas fisik ringan, dan sekitar 50 menit untuk aktivitas fisik sedang hingga berat.
Para peneliti mencatat, seiring bertambahnya waktu duduk selama tahun-tahun pertumbuhan, tekanan darah sistolik meningkat rata-rata 4 mmHg.
Namun, melakukan aktivitas fisik ringan sejak masa kanak-kanak membantu menurunkan tekanan darah akhir hingga 3 mmHg, sementara aktivitas fisik sedang hingga berat tidak menunjukkan efek signifikan pada penurunan tekanan darah.
Baca Juga: Waspada! Masalah Kesehatan Ini Akan Mengintai Tubuh Jika Duduk hingga Berjam-jam saat Bekerja
"Setidaknya tiga jam aktivitas fisik ringan per hari sangat penting untuk mencegah dan mengatasi tekanan darah tinggi dan hipertensi,” kata Agbaje.
Contoh dari aktivitas fisik ringan yang bisa dilakukan, kata Agbaje, di antaranya seperti berjalan kaki, melakukan pekerjaan rumah, berenang, hingga bersepeda.
“Kita semua, termasuk orang tua, dokter anak, dan pembuat kebijakan, harus mendorong anak-anak dan remaja untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik ringan guna menjaga tekanan darah mereka dalam kisaran yang sehat," imbuhnya.