GE Vernova Inc. (NYSE: GEV) mengumumkan dimulainya operasi komersial Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Tambak Lorok Blok 3 (Tambak Lorok) berkapasitas 780 megawatt (MW) milik PLN Indonesia Power (PLNIP), di Tanjung Mas, Jawa Tengah. Pembangkit listrik ini disebut dapat menghasilkan listrik untuk mengelektrifikasi sekitar 5 juta rumah di Indonesia.

Untuk mendukung agenda transisi iklim dan energi dalam negeri, Pemerintah Indonesia telah berjanji akan menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru. Selain itu, untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060 atau lebih awal, Indonesia menargetkan akan menghentikan seluruh armada pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2040.

Baca Juga: Akselerasi Transisi Energi, PLN Jalin Kolaborasi Manfaatkan Green Ammonia untuk PLTU

"Proyek Tambak Lorok merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia dengan menambahkan pembangkit berkapasitas besar ke dalam sistem yang memberikan stabilitas pada jaringan listrik negara ini," kata Edwin Nugraha Putra, CEO PLN Indonesia Power, dikutip Senin (2/9/2024).

Dia melanjutkan, "Tambak Lorok sejalan dengan kebijakan energi nasional untuk menurunkan emisi dari sektor kelistrikan. Kami percaya GE Vernova, Marubeni Corporation, dan Hutama Karya, sebagai EPC, telah memberikan standar kualitas dan keselamatan tertinggi dalam membangun pembangkit listrik ini yang akan memberikan listrik yang andal dan lebih berkelanjutan ke jaringan listrik di Jawa."

Tambak Lorok didukung oleh peralatan canggih GE Vernova berupa turbin gas 9HA.02, turbin uap STF-D650, Once Through (OT) HRSG milik GE Vernova, dan peralatan pendukung lainnya. Selain peralatan pembangkit listrik inti yang dikirim dan dipasang dalam konfigurasi siklus gabungan, GE Vernova juga menyediakan solusi holistik termasuk perjanjian layanan selama 15 tahun untuk pemeliharaan mesin, pelatihan, dan manajemen pemeliharaan untuk meningkatkan kinerja operasional dan meningkatkan keandalan pabrik Tambak Lorok.

"Teknologi HA kami menawarkan emisi terendah di industri untuk memberikan pelanggan kami, seperti PLN Indonesia Power, kemampuan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar sekaligus menurunkan emisi karbon. Ke depannya, teknologi ini akan membantu transisi menuju emisi nol karbon," terang Ramesh Singaram, Presiden dan CEO, Asia dari GE Vernova Gas Power.

PLTGU Tambak Lorok diklaim memiliki dampak emisi yang lebih rendah dengan emisi hingga 60% lebih sedikit dibandingkan dengan pembangkit lain dengan ukuran yang sama yang menggunakan bahan bakar diesel, batu bara, dan bahan bakar fosil lainnya. Selain itu, portofolio turbin gas Kelas-H saat ini memiliki kemampuan untuk membakar hingga 50% volume hidrogen saat dicampur dengan gas alam dengan rencana untuk mencapai 100% di masa mendatang.