Grant Thornton Indonesia merilis laporan mendalam mengenai prospek ekonomi Indonesia tahun 2024. Laporan yang dibuat bekerja sama dengan Katadata Insight Center itu sekaligus menjadi kado hari ulang tahun Grant Thornton pada 7 Maret 2024.
Laporan tersebut memberi gambaran mengenai kondisi ekonomi di tengah ketidakpastian global. Laporan itu juga menunjukkan bahwa meski pergantian kepemimpinan Presiden Jokowi menimbulkan sikap wait and see, Indonesia tetap mampu menarik minat investor asing. Hal itu khususnya yang berkaitan dengan proyek infrastruktur pemerintah, seperti pembangunan IKN serta kebijakan ramah bisnis lainnya.
Baca Juga: Meneropong Peluang Investasi Startup dan Industri Teknologi Tahun 2024
CEO Grant Thornton, Johanna Gani, mengatakan bahwa peluncuran laporan bertajuk "Unraveling Indonesia Prospects in 2024" merupakan langkah penting dalam memberikan pandangan yang komprehensif kepada investor domestik dan luar negeri mengenai potensi investasi di Indonesia. Pihaknya meyakini bahwa laporan ini dapat menambah wawasan bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan yang berkelanjutan di tengah tahun politik yang dinamis.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menyediakan wawasan yang mendalam dan akurat kepada para pelaku usaha. Laporan ini adalah langkah konkret kami dalam memenuhi komitmen tersebut dan kami berharap bisa menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi semua investor yang tertarik pada potensi Indonesia," tegas Johanna di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Beberapa hal yang turut digarisbawahi dalam laporan ini, seperti lonjakan konsumsi domestik dengan proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia berkisar di angka 5,3% - 5,7%. Proyeksi tersebut didorong oleh gelombang belanja yang dipicu oleh pemilu 2024 dan dorongan kelas menengah yang terbilang pesat. Kemudian, terlihat juga tren investasi di tengah tekanan ekonomi global, di mana sektor investasi Indonesia menunjukkan prospek yang menjanjikan, terutama dengan proyek infrastruktur pemerintah dan IKN.
Tak hanya itu, laporan ini juga membahas adanya era baru nikel di Indonesia, di mana sektor pertambangan, khususnya nikel menunjukkan peluang investasi yang menjanjikan seiring dengan revolusi kendaraan listrik (EV). Selain itu, ada pula harapan kontinuitas kebijakan dari pemerintah yang baru dengan fokus pada stabilitas dan pembangunan ekonomi, sambil mempertahankan kebijakan yang ditetapkan sebelumnya. Terakhir, laporan ini juga menyoroti soal penguatan aliran investasi langsung luar negeri (PMA), terutama di sektor logam, pertambangan, dan transportasi bersamaan upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi di Tanah Air.