Dalam menyambut Global Tiger Day yang diperingati setiap tanggal 29 Juli, Artha Graha Peduli (AGP) dan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) menggelar event bertema "Harmoni Alam, Lestari Harimau Sumatra" di Backyard Hotel Borobudur Jakarta, pada Minggu (28/7/2024). Event ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran (awareness) dan mewujudkan komitmen serta kepedulian dalam menjaga kelestarian harimau di Indonesia, khususnya harimau sumatra.
Banyaknya konflik harimau-manusia yang terjadi, sedikitnya ditemukan 16 kejadian dalam setahun terakhir, perlu disikapi dengan usaha dari semua pihak, baik dari pemangku kebijakan, organisasi yang berkecimpung dalam konservasi, hingga seluruh masyarakat. Terjadinya konflik harimau-manusia bisa terjadi akibat perburuan liar, harimau menyerang manusia, minimnya wilayah ekosistem harimau, hingga minimnya satwa sebagai makanan harimau.
Baca Juga: Mengenal Berbagai Macam Bentuk Konservasi di Indonesia, Simak Yuk!
"Mewakili Artha Graha Peduli, saya berharap acara ini dapat memperkuat sinergitas antara berbagai pihak dalam upaya melestarikan harimau dan habitatnya. Mari kita bersama-sama berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik bagi harimau dan ekosistem yang seimbang di masa mendatang," ucap Heka Hertanto selaku Ketua Umum Artha Graha Peduli, Minggu (28/7).
Rangkaian kegiatan yang mencakup campaign petisi "Penyelamatan Harimau", lomba mewarnai (sketch harimau), pameran lukisan kopi, face painting, lomba video competition, hingga diskusi santai tentang upaya penyelamatan harimau ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari Artha Graha Peduli, Tambling Wildlife Nature Conservation, Hotel Borobudur Jakarta, Bank Artha Graha Internasional, Gulavit, Electronic City Indonesia, SCBD, Takokak, Cimanggis Golf Estate, dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan tersebut, terungkap kabar baik mengenai upaya pelestarian harimau sumatra di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC). Di wilayah konservasi yang juga bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) tersebut, teridentifikasi lebih dari 50 ekor individu harimau sumatra di tahun ini. Padahal, di tahun 2001, baru ada 4 ekor dan ada 24 ekor pada tahun 2012. Dengan kepadatan 6 ekor harimau per 100 km persegi, TWNC memiliki kepadatan tertinggi di Asia Tenggara.
Ismanto selaku Kepala Balai Besar TNBBS menyampaikan, "Berdasarkan data dari kamera jebakan yang kami pasang di wilayah konservasi, tertangkap harimau bersama anaknya, demikian juga terhadap harimau yang ditemui secara langsung bersama anaknya. Jadi, konservasi harimau berlangsung baik. Secara regulasi, pihak swasta bisa terlibat dalam konservasi seperti yang dilakukan oleh TWNC melalui skema kerja sama kolaborasi penguatan fungsi."