"Sekarang, TWNC jadi contoh konservasi  untuk dunia. Ini bisa terjadi karena ada komitmen dari semua pihak," ungkap Ardi Bayu Firmansyah, Senior Management TWNC.

Bayu menuturkan, TWNC tidak hanya menjadi lokasi pariwisata alam berkelanjutam, tetapi juga sebagai kawasan konservasi yang dikerjasamakan dengan pemerintah, dalam hal ini dengan Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan selatan (TNBBS) dan BKSDA Bengkulu. TWNC juga memiliki Pusat Rehabilitasi Satwa Harimau Sumatera (PRSHS) yang dibentuk pada 2008. Sampai saat ini, TWNC sudah merehabilitasi 13 harimau dan melepasliarkan tujuh harimau ke alam liar.

Baca Juga: Artha Graha Peduli Salurkan Ratusan Hewan Kurban pada Idul Adha 1445 H

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) periode 2017-2022, Wiratno, yang hadir dalam kegiatan Global Tiger Day 2024 mengungkapkan bahwa penyelamatan harimau harus dimulai dari penjagaan habitatnya, termasuk pakan di dalamnya.

"Program-program KLHK sangat bagus, tetapi tantangan juga banyak. Masalah utamanya adalah habitat satwa, terutama di Sumatera. Upaya kerja sama dengan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan untuk menyelamatkan harimau dan habitatnya, termasuk untuk pakannya," terangnya.

Dirinya juga menunjukkan dukungan untuk upaya yang dilakukan di TWNC, "Kuncinya untuk cat family adalah harus aman kondisi ketersediaan pakan dan tidak ada perburuan. Saya lihat di Tambling sudah full protection. Upaya konservasi di sana cukup bagus jika dilihat dari populasinya, pakannya juga tersedia melimpah."