Eks Menteri Perdagangan Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Gita Irawan Wirjawan menyebut masalah geopolitik khususnya yang akan dihadapi Amerika Serikat ke depan adalah masalah perang dagang dengan Tiongkok.
Dia mengatakan, Tiongkok menjadi satu-satunya negara yang menjadi ancaman bagi Amerika, sebab kekuatan ekonomi negara pimpinan Xi Jinping itu berada di urutan kedua dunia. Negara ini bakal menjadi pesaing berat Amerika di masa mendatang.
Baca Juga: BPKH Hajj Expo 2024 Resmi Dibuka, Ini Pesan Penting Prabowo untuk Para Penyelenggara Haji
Jadi baginya Amerika sebetulnya tak perlu terlampau banyak mengurusi Ukraina yang saat ini sedang berperang, sebab musuh mereka sekarang ini bukan lagi Rusia.
“Sumber daya Amerika itu semestinya jangan terlalu banyak dituangkan di sana (di Ukraina), karena musuh atau pesaing Amerika terbesar itu adalah Tiongkok sekarang, bukan Rusia. Kalau dulu di perang dingin memang Uni Soviet.
Tapi karena Uni Soviet waktu itu adalah kekuatan yang kayak kuat dengan kekuatan militer, tapi tidak dengan kekuatan ekonomi,” kata Gita dilansir Olenka.id Senin (16/12/2024).
Perang dagang antara Amerika dan Tiongkok lanjut Gita jelas berdampak luas bagi dunia internasional tak terkecuali untuk kawasan Asia Pasifik.
Dia mengatakan, negara-negara di kawasan Asia Pasifik mesti punya strategi untuk menghadapi hal ini, paling tidak kata dia kawasan Asia Pasifik mesti punya penyeimbang untuk menjaga daya negosiasi dan bisa menjaga daya saing mereka.
“Keseimbangan ini harus termanifestasi dalam kepentingan kita untuk punya opsi. Semakin kita nggak punya opsi, semakin kita nggak punya daya saing atau daya negosiasi. Enak kan kalau kita bisa beli Huawei atau beli iPhone, tapi kalau kita hanya disajikan dan dipaksa beli Huawei aja, kita nggak bisa mengontrol harga Huawei, karena opsinya cuma itu aja,” tuturnya.
“Tapi kalau ada opsi lain, kita bisa secara gak langsung atau langsung mengendalikan harga Huawei. Nah, itu kalau menurut saya kepentingan geopolitik kedepan,” tambah Gita.
Baca Juga: Prabowo: Saya Merasa Nyaman Ada Mbak Puan dan Saya Menghormati PDI Perjuangan
Kembali ke perang Ukraina - Rusia, Gita menyatakan keterlibatan Amerika di sana sebetulnya tak banyak berpengaruh pada prospek dedolarisasi. Buktinya kata dia sampai saat ini mayoritas transaksi perdagangan internasional masih menggunakan dolar.
“Nah, dampak keterlibatan Amerika Serikat di Ukraina terhadap prospek dedolarisasi, ini kalau menurut saya ada, tapi gak signifikan seperti apa yang digembar-gemborkan orang. Apakah dolar itu akan turun penggunaannya atau pemberdayaan? Ini secaya. Tapi saya tak ngeliat ini akan turun dengan kecepatan ataupun skala yang digembar-gemborkan oleh orang,” pungkasnya.