Direktur Eksekutif Lippo Group, John Riady mengungkapkan pendapatnya tentang bisnis keluarga. Ia mengaku sepakat dengan ungkapan pepatah yang mengatakan bahwa bisnis keluarga itu ibarat pisau bermata dua.

"Ada pepatah yang mengatakan bahwa, 'Family business can be a blessing or a curse, pisau bermata dua,' dan itu memang benar," ungkapnya dalam sebuah acara PermataBank yang dikutip Olenka pada Kamis (13/06/2024).

Cucu dari pendiri Lippo Group itu mengatakan bahwa bisnis keluarga bisa menjadi ladang kebahagiaan dan tempat berkarya bagi anggota keluarga. Selain itu, bisnis keluarga juga bisa menjadi berkat bagi banyak orang karena dapat menjadi sumber mata pencaharian.

"Di satu sisi sebuah perusahaan keluarga bisa menjadi sesuatu yang membawa banyak happiness and joy, karena melalui satu perusahaan keluarga kita bisa berkarya, kita bisa membangun sebuah usaha, kita bisa mempekerjakan banyak orang, kita bisa menjadi berkat bagi mereka yang di sekeliling kami," terangnya.

Baca Juga: Rentan Konflik, Bagaimana Solusi Terbaik Kelola Bisnis Keluarga?

Namun, di balik itu, ada juga tantangan yang harus siap dihadapi dalam menjalankan bisnis keluarga. Salah satunya adalah rentan terjadinya konflik dengan anggota keluarga lain.

"Tapi, di saat yang bersamaan, juga bisa ribet. Ada yang berantem antara keluarga, ada yang membawa banyak kesedihan dan air mata," jelasnya.

Akan tetapi, tantangan tersebut dapat dihalau apabila filosofi bisnisnya sedari awal sudah benar. Dengan begitu, bisnis keluarga akan menjadi sumber sukacita.

"Seharusnya bisnis keluarga itu menjadi a source of joy kalau filosofinya benar," terang putra dari James Riady tersebut.

Sebagai generasi ketiga dari keluarga Riady, John selalu mengiingat pesan dari sang kakek, Mochtar Riady bahwa konsep bisnis keluarga yang benar adalah menganut teori stewardship, di mana seorang manajer lebih berfokus pada sasaran hasil bagi sebuah organisasi, bukan tujuan dari individu.

Baca Juga: Jawaban Dato Sri Tahir saat Ditanya Pilih Keluarga atau Bisnis?

"Jadi, kalau dulu Pak Mochtar sering sekali mengingatkan bahwa konsep family business itu adalah stewardhship, jadi harusnya menjadi sebuah amanah," tandasnya.

Ia pun percaya bahwa bisnis yang tengah dipimpinnya saat ini hanyalah sebuah titipan, semuanya bersifat sementara sehingga harus dikelola dengan sebaik-baiknya.

"Sebenarnya apa yang kita kelola, apa yang kita bangun ini sebenarnya bukan milik kita, tapi kita sekadar dititipkan, kita menjadi sebuah steward," tutupnya.