Visi perusahaan mencakup aspirasi, nilai-nilai inti, dan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan. Perusahaan “visionary” ini memiliki visi yang inspiratif dan ambisius, yang membimbing keputusan dan tindakan keputusan bisnis.

CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi Group Muhamad Ihsan mengatakan jika pemenang visionary companies ini dinilai akan terus mengedepankan navigasi lingkungan dalam melakukan perencanaan strategis dan kemampuan beradaptasi.

“Selain itu, keberadaan teknologi baru memudahkan perusahaan untuk memudahkan pengembangan otomatisasi yang unggul. Visionary company tidak hanya focus pada profit tapi lebih pada menjawab: mengapa kami harus hadir? Sehingga, misi kelahirannya di dunia sangat terasa, serta tidak tergantung pada satu sosok satu pemimpin, tapi membangun organisasi yang bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin yang akan melanjutkan eksistensi perusahaan dan kebanyakan mempunyai mimpi yang sangat besar,” ungkapnya saat opening speech di acara Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024, Kamis (7/3/2024).

Di sisi lain, hadir sebagai Keynote Speaker, Direktur Utama PT KAI periode 2009-2014 sekaligus sosok visioner di ranah perkertaapian Tanah Air, Ignasius Jonan, menyampaikan bahwa setidaknya saat ini perusahaan harus memahami 4 faktor pendukung guna menghasilkan keberhasilan jangka panjang, seperti perusahaan harus bisa melihat apa yang dibutuhkan oleh dunia (what the world need), kemudian keunikan yang dimiliki oleh perusahaan (what you’re company is uniquely good at), kemudian bagaimana perusahaan bisa menghasilkan nilai ekonomi (how you’re company can create economic value), dan terakhir adalah orang-orang yang memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan perusahaan (what people at you’re company are passionate about).

Baca Juga: Kiat Ignasius Jonan Mengubah Budaya Perusahaan Menjadi Lebih Ramah Lingkungan

“Saya diajarin keunikan sebuah perusahaan itu apa supaya masih bisa tetap bertahan, kalau enggak ada yang unik pasti habis ya. Selain itu, bagaimana sebuah perusahaan itu bisa menciptakan nilai ekonomis ya tentunya mengikuti perkembangan zaman dari waktu-waktu dan sebagainya nah sejak kira-kira awal tahun 2000 awal, mungkin 15-16 tahun yang lalu itu ada satu komponen lagi yang menjadi konsen besar yaitu adalah what people at you’re company are passionate about. Jadi, passion ini di zaman sekarang dimana Gen Z mulai masuk, passion ini menjadi sesuatu yg besar, yang utama. Passion ini driver-nya jauh lebih besar dari knowledge, dari education, konsesi, dan lain-lain," ujar Jonan.

Sehingga menurutnya, 4 elemen pendukung yang sudah disebutkan sebelumnya bisa diimplementasikan oleh perusahaan guna mendongkrak kreativitas yang berujung pada keberhasilan jangka panjang.