Menurut Soleh, setiap perjalanan memberi peluang bertemu orang baru, mengenal budaya lain, dan mengalami hal-hal yang tidak bisa ditemukan dalam buku atau ruang kelas. Dan itulah yang memperkaya cara kita melihat dunia.

“Apalagi kalau teman-teman itu travel dan tinggal di sana. You’re gonna meet new people, new culture, new experience, new exposure. Itu akan membuat kita lebih kaya melihat sesuatu,” ungkapnya.

Bukan hanya soal travelling, Soleh juga menekankan pentingnya merantau intelektual atau belajar di tempat yang jauh, berbeda secara budaya, dan membuka cakrawala yang luas.

“Kita akan melihat banyak hal gitu ya. Termasuk nanti ketika saya ngomong tentang pendekatan multidisiplin, itu pengaruhnya banyak sekali. Jadi kalau teman-teman mau sekolah, saya bilang sekolah yang jauh,” paparnya.

Menurutnya, lingkungan global seperti Amerika Serikat yang dikenal sebagai melting pot, tempat bertemunya berbagai budaya dunia, dan menjadi ladang subur untuk membangun pemikiran lintas disiplin.

“Yang culture-nya berbeda, exposure-nya berbeda. Pilih tempat yang melting point-nya bagus seperti Amerika. Di sana kita akan bisa menemukan kekayaan dunia seperti apa,” ujar Soleh.

Soleh menambahkan bahwa pendekatan multidisiplin yang ia terapkan dalam banyak aspek pekerjaannya saat ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman internasional tersebut.

Ia percaya bahwa keterbukaan terhadap perbedaan, kemampuan beradaptasi, dan keberanian menghadapi tantangan baru adalah modal utama untuk menjadi pemimpin di masa depan.

“Dengan begitu akhirnya teman-teman akan bisa menemukan kekayaan, bisa melihat kekayaan dunia itu seperti apa,” tandas Soleh.

Baca Juga: Pesan Hamid Djojonegoro: Jangan Berhenti Usaha Selama Hidup!